Jakarta, Gatra.com - Massa dari Gerakan Daulat Rakyat (GDR) berdemo di Gedung Bawaslu, Jakarta Pusat, Rabu ( 15/5). Dalam orasinya massa tersebut menuntut pengusutan kematian ratusan anggota KPPS dan menuntut agar dibuatkan tim independen dari luar negeri.
"Kami menuntut dibentuknya tim independen investigasi dari luar negeri bukan dalam negeri. Kami tidak setuju dengan elit-elit yang menginginkan tim dari dalam," ujar Sangap Surbakti, koordinator GDR.
Sangap mengatakan kembalinya GDR turun ke jalan ini dimaksudkan untuk membangun gerakan civil society sehingga dapat mengubah kebijakan yang sekarang ini telah dibelokkan oleh rezim. Massa yang tergabung ini berasal dari pemuda, pelajar, masyarakat dan kaum kelas menengah.
"Ini adalah aksi pertama kami yang kami himpun. Kami akan mengukur bagaimana kedepan. Artinya kami tidak akan berhenti sampai demokratisasi yang kami perjuangkan selama ini telah dibajak oleh rezim," ucapnya.
GDR juga menyoroti pemilu 2019 ini dan mengklaim bila Amien Rais mengikuti langkah GDR. Senin lalu di Episentrum Walk, lanjut Sangap, ada pertemuan menggagas aksi ini. Sangap menyanggah bahwa aksi ini tidak ada hubunganya dengan elit politik.
"Bisa dilihat di medsos manapun. Bahwa adanya persoalan pertama adalah DPT. Kalau penyelenggara pemilu tidak membereskan DPT maka yang terjadi adalah GDR akan menagih dan mengambil kedaulatan itu," papar Sangap.
Pada demo, massa juga membawa keranda. Sangap menuturkan kranda tersebut menyimbolkan matinya demokrasi. Hak tertinggi rakyat telah dibunuh oleh para penguasa.