Semarang, Gatra.com - Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Semarang meminta para mubalig menyampaikan hal yang menyejukkan saat kultum setelah salat tarawih selama Ramadan.
Ketua DMI Kota Semarang Ahmad Fuad mengatakan para mubaligh jangan mengompori jamaah untuk melakukan perbuatan tak baik dan melanggar hukum. “Masjid atau musala jangan untuk kegiatan politik,” katanya di Semarang, Rabu (15/5).
Untuk itu, lanjut Fuad, para penceramah kultum setelah salat tarawih di masjid dan musala selama bulan Ramadan agar dapat mendinginkan suasana masyarakat. Saat ini di masyarakat masih terjadi perbedaan terkait dukungan terhadap calon presiden pada pemilihan presiden (pilpres) lalu.
“Menjadi tugas penceramah kultum agar bisa menyejukan masyarakat. Jangan ngompori jemaah,” katanya. Saat ini di Kota Semarang terdapat 1.200 masjid dan 3.000 musala.
Sampai saat ini Fuad belum mendapatkan laporan adanya penceramah kultum salat tarawih Ramadan yang mengompori jemaah dengan mengajak ke hal-hal yang melanggar hukum. “Sampai sekarang materi ceramah yang disampaikan dalam kultum Ramadan masih kondusif,” ujarnya.
DMI, kata Fuad, telah memberikan pelatihan kepada para mubaligh agar meningkatkan kualitas ceramahnya lebih baik tidak menyimpang dari tuntutan agama Islam. Selain itu DMI juga melakukan pemberdayaan ekonomi masjid berbasis masyarakat dengan memberikan pelatihan keterampilan seperti membuat makanan, menjahit, dan kerajinan.
“Dalam program pemberdayaan ekonomi masjid, DMI bekerja sama dengan Universitas PGRI Semarang. Bentuk pelatihan sesuai dengan permintaan masjid,” katanya.