Riyadh, Gatra.com - Pemerintah Arab Saudi menyatakan serangan terhadap dua kapal tanker minyaknya dan sebuah saluran pipa utama bukan hanya menargetkan soal keamanan tetapi juga pasokan minyak dunia.
Seperti dilansir Kantor Berita AFP, serangan pesawat tak berawak yang diklaim oleh pemberontak Yaman yang berpihak ke Iran menutup salah satu jaringan pipa minyak utama kerajaan pada hari Selasa. Insiden ini meningkatkan ketegangan di kawasan Teluk setelah sabotase misterius empat kapal, dua di antaranya kapal tanker Saudi, tepat di luar Teluk pada hari Minggu.
"Kabinet menegaskan bahwa tindakan terorisme dan sabotase ini tidak hanya menargetkan kerajaan tetapi juga keamanan pasokan minyak dunia dan ekonomi global," katanya setelah pertemuan yang dipimpin oleh Raja Salman di kota Jeddah, Laut Merah. pada Selasa (14/5) malam.
Serangan pesawat tak berawak pada hari Selasa menghantam dua stasiun pompa di jalur pipa timur-barat kerajaan, yang dapat mengangkut lima juta barel minyak mentah per hari dan menyediakan rute alternatif yang strategis untuk ekspor Saudi jika jalur pengiriman dari Teluk melalui Stait of Hormuz ditutup.
Pemberontak Huthi Yaman mengaku bertanggung jawab atas serangan itu dan mengatakan ini adalah respons terhadap "kejahatan" yang dilakukan oleh Arab Saudi dan sekutunya selama lebih dari empat tahun perang untuk mendukung pemerintah.
Kapal tanker Saudi Al-Marzoqah dan Amjad mengalami "kerusakan signifikan" dalam serangan sabotase yang belum dijelaskan di Laut Oman di Uni Artab Emirates pada hari Minggu, Menteri Energi Khalid al-Falih mengatakan, tetapi tidak ada korban atau tumpahan minyak dalam insiden tersebut.
Baik Arab Saudi maupun UEA, keduanya bukan sekutu dekat Amerika Serikat, belum memberikan perincian tentang sifat serangan itu, yang terjadi di tengah meningkatnya ketegangan antara Washington dan saingan berat Riyadh, Teheran.
Kabinet Saudi menyerukan "menghadapi entitas teroris yang melakukan tindakan sabotase seperti itu, termasuk milisi Huthi yang didukung Iran di Yaman."
Arab Saudi, pengekspor minyak terbesar di dunia, saat ini memompa sekitar 10 juta barel per hari. Dari jumlah ini, sekitar tujuh juta barel per hari diekspor. Saat ini, sebagian besar ekspor Saudi dimuat ke tanker di terminal di Pantai Teluk kerajaan dan harus melewati Selat Hormuz.