Jakarta, gatra.com – Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia Anwar (MUI), Anwar Abbas mengungkapkan, hubungan baik sesama manusia harus diperhatikan dan dijaga. Tidak harus seagama, perbuatan baik juga wajib dilakukan antar manusia yang berbeda keyakinan.
“Jadi tak boleh mencela Tuhan dan mencela nabi. Juga tak boleh mencela sesama. Mencela orang lain, mencela kelompok lain tidak boleh. Mencela dan memperolok-olok orang dan kelompok lain tak boleh,” ungkap dia kepada Gatra.com merujuk pada QS. Al An’am ayat 108, Selasa, (14/5).
Termasuk mengolok-olok dan mengejek seseorang dengan sebutan ‘cebong’ dan ‘kampret.’ Bagi Anwar, menyebut kedua istilah tersebut sama saja melanggar firman Allah.
“Terbukti apa yang dilarang oleh Allah kalau dilanggar akan menimbulkan permusuhan. Kan ada pemusuhan antara 01 dan 02, terjadi perang panggil memanggil,” ujarnya.
Cebong dan kampret merupakan istilah yang disematkan kepada pendukung pasangan calon presiden dan wakil presiden. Pendukung Jokowi, biasanya di cap sebagai cebong. Sebaliknya, untuk Prabowo adalah kampret. Anwar melanjutkan, dalam negara demokrasi yang memberikan nafas kebebasan, setiap insan harus tetap menjunjung etika.
Lebih lanjut, Anwar menjelaskan diensi keadilan sosial tidak melulu dipandang dalam dimensi ekonomi tetapi dalam pergaulan. Wujud kongkritnya adalah saling menghormati. menghargai dan tutur bahasa yang baik.
"Orang yang suka memaki tidak pantas tinggal di Indonesia yang berfalsafah pancasila. Orang yang menyebut cebong dan kampret tak paham Pancasila,” tutup dia.
Reporter: SDA
Editor: Wem Fernandez