Jakarta, Gatra.com - Kabupaten Sambas, salah satu daerah tertinggal yang terletak pada bagian pantai barat paling utara dari wilayah provinsi Kalimantan Barat, menjadi tempat piloting penerapan penggunaan platform education technology (edtech) Zenius Prestasi. Kabupaten ini merupakan daerah tertinggal yang berada di perbatasan antara Indonesia dan Malaysia, kawasan transmigrasi, rawan bencana tinggi, dan masuk dalam kriteria daerah Terluar, Terpencil, dan Tertinggal (3T).
Proyek rintisan kerja sama antara Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (PDT), Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal, dan Transmigrasi (Kemendes) dengan Zenius Education ini diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di wilayah-wilayah 3T.
Baca Juga: Ditjen PDT Dekatkan Teknologi ke Daerah Tertinggal
"Terdapat 15 sekolah di Kabupaten Sambas, Kalimantan Barat yang menjadi tujuan implementasi kerja sama antara Ditjen PDT dan Zenius Education," ujar Direktur Pengembangan Sumber Daya Manusia, Ditjen PDT, Priyono di Jakarta, Selasa (14/5).
Menurut Priyono, sekolah-sekolah yang terpilih akan mendapat pelatihan mengenai pengoperasian Zenius Prestasi serta pengetahuan teknologi lainnya. Dari 15 sekolah yang menjadi target, Zenius memilih 10 sekolah yang akan menerima server untuk dapat mengakses Zenius Prestasi.
"Meskipun tanpa akses internet, para siswa dapat tetap mengakses ribuan materi pelajaran dan soal. Dengan demikian, proses pembelajaran dengan menggunakan Zenius Prestasi tidak perlu harus bergantung pada kuantitas guru. Diharapkan nantinya guru dapat lebih fokus mengembangkan potensi siswa," jelasnya.
Baca Juga: Peningkatan Kualitas Pendidikan di SMK Masih Terkendala Akreditasi
Di tempat yang sama, Presiden Zenius Education, Wisnu Subekti mengatakan bahwa Zenius Prestasi dapat digunakan baik di daerah dengan infrastruktur terbatas maupun di kota modern yang memiliki infrastruktur lengkap.
"Melalui kerja sama ini, kami harap Zenius Prestasi dapat diadopsi lebih luas lagi demi meningkatnya produktivitas dan kualitas mengajar guru. Dengan ini, sekolah-sekolah di Indonesia dapat menerapkan metode blended learning yang secara saintifik terbukti meningkatkan pemahaman dan hasil belajar serta nilai ujian siswa,” tutup Wisnu.