Jakarta, Gatra.com - Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Abdul Mu'ti mengatakan radikalisme itu sesungguhnya tidak selalu tumbuh dari faktor-faktor ideologi dan teologi, melainkan dengan adanya tuntutan sosial yang tidak terpenuhi.
"Faktor ekonomi, faktor-faktor kesenjangan, dapat membuat orang jadi sangat radikal, ini yang dimainkan oleh oknum radikal," kata Abdul ketika ditemui awak di Institut Teknologi dan Bisnis Ahmad Dahlan (ITB AD) di Tangerang Selatan, Selasa (14/5).
Abdul mengatakan bahwa Muhammadiyah yakin bahwa cara pembasmian radikalisme melalui pendekatan sosial daripada teologis. Agar orang menjadi lebih terbuka dan toleran. Orang harus belajar menerima perbedaan dengan berinteraksi dengan orang yang berbeda keyakinannya.
"Intimasi atau keintiman dengan seseorang itu kan dibangun dari interaksi, dan interaksi dipicu oleh proximity atau kedekatan. Dari proximity ini orang bisa menjadi lebih terbuka," katanya.
Karena itu, lanjut Abdul melalui gagasan Islam Berkemajuan milik Muhammadiyah, diharapkan dapat mengajak umat untuk lebih moderat dan lebih toleran, karena sesungguhnya di Indonesia masyarakatnya hidup di negara yang penuh dengan perbedaan.
“Dari sinilah radikalisme itu bisa diredam,” katanya.