Semarang, Gatra.com - Penempatan warga korban penggusuran di kampung Tambakrejo, Tanjung Emas, Semarang Utara, butuh proses. Relokasi itu tidak bisa dilakukan secara instan. Hal itu disampaikan Wali Kota Semarang Hendar Prihardi (Hendi) menanggapi solusi yang akan di berikan kepada warga Tambakrejo.
Hendi mengatakan bahwa Pemerintah Kota berkomitmen untuk membantu mereka yang menjadi korban dengan mencarikan lahan penghunian sementara. Namun, tentunya itu butuh proses.
Baca juga: Normalisasi Sungai Banjir Kanal Timur, 97 Hunian Liar Dirubuhkan
"Tidak bisa asal, ujug-ujug (tiba-tiba) jadi. Nanti akan kita bangun. Karena tanah di sekitar situ kan tanah lumpur, jadi perlu proses seperti pemadatan terlebih dulu, kemudian butuh pengeringan, kemudian baru kita desain dengan baik," kata Hendi kepada wartawan di Semarang, Selasa (14/5).
Menurut Hendi, yang terpenting saat ini adalah melakukan langkah-langkah penyelesaian bagi warga yang rumahnya telah dirobohkan. Dirinya meminta ada sinergi dan kerja sama yang baik dalam konsep bergerak bersama mewujudkan cita-cita dan keinginan untuk merealisasikan progran kampung nelayan tersebut.
Baca juga: Warga Tambakrejo yang Tergusur Bertahan di Puing-Puing Bangunan
"Ini namanya dinamika kehidupan. Kalau orang punya rumah dirobohkan, pasti ada perasaan kecewa dan marah. Itu wajar. Tinggal sekarang kita bicara problem solving saja. Kira-kira setelah ini, apa yang bisa kita kerjakan bersama-sama antara pemerintah dan masyarakat. Saya rasa penekanannya di situ saja," kata Hendi. Nantinya warga Kampung Tambakrejo segera menempati hunian sementara di Kalimati.
Menurut Hendi, penggusuran warga yang tinggal di bantaran Sungai Banjir Kanal Timur (BKT) itu untuk mempercepat proyek normalisasi. Kawasan tersebut bakal disulap menjadi kampung nelayan percontohan atau rule model bagi kawasan pantai padat penduduk lain di Indonesia.
"Kalau rencana kami terkait dengan Tambakrejo, pasti kami ingin menjadikan sebuah kawasan yang tidak hanya cantik, tapi juga punya nilai ekonomis buat lingkungan dan warganya. Bentuknya seperti apa, itu perlu sebuah perencanaan. Obsesi kami, paling tidak ada pembangunan kampung nelayan," ujarnya.
Baca juga: Penggalangan Donasi bagi Warga Tambakrejo yang Tergusur
Kampung nelayan percontohan itu juga akan dilengkapi beragam fasilitas pendukung perekonomian warga. Penataan di kawasan pesisir itu diharapkan juga bisa menjadi alternatif wisata bagi masyarakat Kota Semarang. "Warga yang terkena dampak (penggusuran) menjadi prioritas pemakai lahan. Kita buatkan taman bermainnya, kita buatkan tempat seperti pengolahan ikan, pelelangan ikan. Di situ yang nantinya bisa menjadi sebuah alternatif jujukan dan ikon pariwisata juga," ujarnya.
Hendi belum menjelaskan estimasi waktu dan besaran anggaran untuk penataan kawasan pesisir. Kontur tanah di daerah yang berbatasan dengan laut itu membutuhkan perlakuan khusus sehingga perlu kajian mendalam dengan melibatkan berbagai pihak.