Sri Lanka, Gatra.com - Sempat meredup, kini kerusuhan terjadi lagi di beberapa kota di Sri Lanka. Penyebabnya masih sama, konflik agama antara warga muslim dengan para penganut Budha Sinhala.
Pemerintah memutuskan untuk memberlakukan jam malam di sana. Jam malam itu, berlangsung selama tujuh jam, mulai pukul 21.00 waktu setempat.
Kerusuhan terparah terjadi di Kota Kiniyama dan Chilew. Kerusuhan di Kiniyama terjadi karena usulan sekelompok orang yang menuntut penggeledahan gedung yang terletak di dekat danau, setelah sebelumnya tentara menemukan senjata di sana. Sementara di Chilew, kerusuhan kembali meletus setelah seorang pria muslim menuliskan sebuah status di Facebook.
Seperti dilansir dari BBC, Senin (13/5), selain menerapkan jam malam, pemerintah juga telah memblokir beberapa media sosial, seperti Facebook dan WhatsApp. Itu dilakukan untuk mencegah kerusuhan semakin parah.
"Saya mengimbau kepada seluruh warga agar tetap tenang dan tidak terpengaruh informasi yang salah. Pasukan keamanan sedang bekerja tanpa lelah untuk menangkap para teroris dan mengembalikan keamanan negara," tulis Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe di akun Twitternya, sebelum media itu juga diblokir.
Mulanya, kerusuhan di Sri Lanka terjadi karena bom bunuh diri yang disebabkan oleh sekelompok teroris. Akibatnya, sekitar 250 warga tewas dalam serangan itu. Hingga saat ini, pemerintah masih memeriksa siapa pemimpin para teroris tersebut.