Dubai, Gatra.com - Pihak Arab Saudi mengatakan bahwa dua kapal tanker minyaknya telah menjadi target serangan sabotase di lepas pantai Uni Emirat Arab (UEA) serta mengutuk tindakan tersebut sebagai upaya untuk merusak keamanan pasokan minyak mentah global pada hari Senin (13/5).
UEA mengatakan bahwa terdapat empat kapal komersial disabotase di dekat emirat Fujairah, salah satu pusat bunkering terbesar di dunia yang terletak tepat di luar Selat Hormuz. Tidak disebutkan siapa yang berada di balik operasi itu setelah terjadi ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan Iran.
Selat itu merupakan rute pelayaran minyak dan gas global yang penting, memisahkan negara-negara Teluk dan Iran, yang telah terlibat dalam perang ujaran yang meningkat dengan Amerika Serikat mengenai sanksi dan kehadiran militer AS di wilayah tersebut.
Kementerian Luar Negeri Iran menyebut insiden itu mengkhawatirkan dan mengerikan serta pihaknya meminta untuk segera melakukan penyelidikan atas masalah tersebut.
Menteri Energi Saudi, Khalid Al-Falih mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa salah satu dari dua kapal Saudi yang diserang, sedang dalam perjalanan untuk memuat minyak mentah dari pelabuhan Ras Tanura untuk menuju perusahaan milik negara Saudi, Aramco di Amerika Serikat.
“Serangan itu tidak menyebabkan korban atau tumpahan minyak tetapi menyebabkan kerusakan signifikan pada struktur kapal,” ujarnya dilansir laman Reuters, Senin (13/5).
INTERTANKO, sebuah asosiasi pemilik dan operator kapal tanker mengatakan dalam sebuah catatan bahwa pihaknya telah melihat gambar yang menunjukkan bahwa setidaknya ada lubang bekas tembakan dari dua kapal tersebut.
Perlu diketahui bahwa sekutu Muslim Sunni Arab Saudi dan UEA telah mendukung sanksi yang diberikan AS terhadap Iran Syiah. Setelah Amerika Serikat mengakhiri semua keringanan sanksi, yang mana memungkinkan beberapa negara untuk terus mengimpor minyak mentah Iran. Pihak AS mengatakan bahwa Arab Saudi dan UEA akan membantunya mengkompensasi kekurangan pasokan minyak di negara tersebut.