Jakarta, Gatra.com - Upaya pemerintah dalam memblokir konten-konten negatif di jejaring media sosial terus digalakan. Salah satu upaya adalah bekerja dengan pengembang guna menyaring setiap informasi, apakah layak untuk diterbitkan atau sebaliknya. Sayangnya, tidak semua pemilik aplikasi bisa diajak kerjasama.
Dalam rapat kerja bersama Komisi I DPR RI, Menteri Komunikasi dan Informasi (Menkominfo) Rudiantara menyebutkan, salah satu aplikasi yang paling sulit diajak kerjasama adalah Facebook. Pihaknya sudah beberapa kali mengirimkan surat kepada manajemen Facebook agar lebih kooperatif dalam memblokir konten negatif.
Pernyataan Rudiantara ini untuk menjawab pertanyaan yang diajukan anggota Komisi I DPR, Evita Nursanty tentang konten negatif yang sulit sekali di blokir. Dia percaya, Facebook dan juga media sosial lainnya, bersedia mengikuti permintaan pemerintah dalam memblokir konten tersebut.
“Kami sudah ketemu Facebook, dan disitu dia katakan kok bahwa dia itu sebenarnya mengikuti pemerintahan. Kalau kita suruh block dia block,” kata Ervita, Senin, (13/5).
Rudiantara jelas tidak setuju dengan pernyataan itu. Pihak Kemenkominfo harus 'bertengkar' terlebih dahulu dengan Facebook untuk meminta pemblokiran.
"Facebook bisa bicara ke Ibu (Ervita), ‘saya akan ikuti pemerintah'. Kami akan sampaikan ke Ibu datanya berapa yang kami minta di-takedown, berapa yang mereka lakukan. Facebook adalah yang paling parah,” jawab Rudiantara.
Usai rapat berlangsung, Rudiantara juga menjelaskan bahwa pihaknya telah mencatat persentase dari seluruh jejaring sosial yang menuruti permintaan Kemkominfo untuk memblokir konten bermuatan negatif. “Yang pemenuhannya paling rendah dibanding yang lain, itu adalah facebook,” tutur Rudiantara.