Jakarta, Gatra.com - Indonesia menjadi presiden Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) pada 31 Mei 2019. Meskipun terbilang singkat karena hanya satu bulan, namun Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI memiliki pertimbangan lain.

"Sebenarnya itu masalahnya adalah di perspektif yang digunakan ya. Ibarat gelas berisi air, mau lihat half full atau half empty?" Ucap Koordinator Harian Satgas DK PBB Kemlu RI, Hari Prabowo ketika ditemui di Gedung Kemlu RI, Jakarta Pusat, Senin (13/5).

Hari menakar telah mencapai half full pada pertengahan bulan ini. Indonesia telah menjalani berbagai agenda tanpa ada pertikaian. Bahkan berhasil mencapai perumusan perencanaan dengan pendamping ketua sidang (Kuwait dan Afrika Selatan).  

Satgas DK PBB berharap seluruh pihak optimis terhadap presidensi Indonesia di DK PBB. Terutama turut menyebarkan nilai positif bangsa Indonesia. Sehingga membantu memberikan dukungan di PBB khususnya dalam isu penjagaan perdamaian dunia.

"Tentunya isu yang dibahas di bulan ini tidak berhenti begitu saja, kalau Indonesia bisa menjadi wadah yang baik dalam diskusi, tentunya ide-ide cemerlang yang dihasilkan dapat menjadi referensi ke depannya," katanya.