Home Kesehatan Pantauan Ramadan, Ditemukan Cendol Mengandung Zat Berbahaya di Pasar Tradisional Purbalingga

Pantauan Ramadan, Ditemukan Cendol Mengandung Zat Berbahaya di Pasar Tradisional Purbalingga

Purbalingga, Gatra.com – Salah satu yang paling laris manis pada saat Ramadan minuman segar. Konsumen banyak mencari bahan minuman yang populer, misalnya cendol.  Namun, ada saja produsen nakal yang mencampur cendolnya dengan zat berbahaya. Agar tampilan terlihat  menarik, cendol diberi pewarna Rhodamin B atau pewarna tekstil.

Cendol mengandung Rhodamin B itu ditemukan Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Purbalingga di Pasar Segamas Purbalingga dalam pemantauan makanan pada Ramadan sekaligus persiapan menjelang  Idulfitri 1440 H, Senin (13/5).

Pemantauan itu  dilakukan Dinkes  bersama dengan Dinperindag, Satpol PP, DKPP, dan Dinpertan, Dinkominfo, puskesmas dan Satreskrim Polres Purbalingga.

Kepala Seksi Kefarmasian dan Alat Kesehatan pada Dinkes Purbalingga, Sugeng Santoso, mengatakan, dalam pemantauan makanan di Pasar Segamas,   dilakukan uji makanan pada 14 sampel. Pengujian sampel tersebut terdiri dari pemeriksaan formalin, Rhodamin B, dan Metanil yellow.

Berdasar penyelidikan, kata Sugeng, cendol berpewarna tekstil tersebut diketahui berasal dari Desa Karangmanyar, Purbalingga. “Dari 14 sampel yang kami cek di Pasar Segamas ada dua yang mengandung Rhodamin B atau pewarna merah pada cendol dan kerupuk ‘Air Mancur’,” katanya, dalam keterangan tertulis yang diterima Gatra.com, Senin (13/5) malam.

Selain cendol, tim juga menemukan kerupuk merek  Air Mancur yang juga mengandung Rhodamin B. Kerupuk  ini berasal dari Banyumas. “Kerupuk Air Mancur,menurut pedagang di sini, berasal dari daerah Banyumas dari Jatilawang atau Sokaraja, kalau  cendol berasal dari Purbalingga,” ujarnya.

Meski masih menemukan bahan makanan yang mengandung zat kimia berbahaya, Sugeng mengklaim,  temuan penggunaan pewarna tekstil dan pengawet berbahaya di Purbalingga jumlahnya menurun dibandingkan tahun sebelumnya. Dari 14 sampel yang diuji hanya ada dua yang positif. Kedua-duanya mengandung pewarna tekstil Rhodamin B.

“Kebetulan, untuk tahun ini selain pemantauan dari Dinas Kesehatan ada pemantauan dari Dinas Ketahanan Pangan dan Perikanan (DKPP). Jadi, dalam satu tahun ini ada lima kali pemantauan makanan,” ujarnya. Ia  mengimbau  masyarakat Purbalingga agar waspada dalam membeli produk makanan. 

“Seperti pada ikan-ikan laut, biasanya agar tetap terlihat segar, diawetkan menggunakan formalin,” katanya.

700