Jakarta, Gatra.com - Diskusi informal Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) yang dilaksanakan pada tanggal 9 Mei 2019 lalu mendapat kecaman dari Amerika Serikat karena dianggap terlalu bias ke Palestina dan tidak adil pada Israel. Meskipun begitu, Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI merasa diskusi ini sukses.
"Kenyataan bahwa diskusi yang diinisiasi oleh Indonesia bersama Kuwait dan Afrika Selatan ini dihadiri oleh hampir semua anggota PBB dan NGO (Non-Governmental Organization menunjukkan betapa pentingnya isu ini di mata dunia," ucap Direktur Jenderal Kerja Sama Multilateral Kementerian Luar Negeri (Kemlu) RI, Febrian Alphyanto Ruddyard ketika pada Gatra.com, Senin (13/5).
Febrian mengatakan dalam diskusi saat itu ruangan sidang PBB benar-benar penuh. Hal ini sesuai dengan target yang ingin dicapai oleh Indonesia. Febrian mengatakan dengan penuhnya ruang sidang Indonesia telah berhasil membawa isu yang dapat dan seharusnya menjadi perhatian dunia.
Kehadiran seluruh anggota PBB dan NGO di sidang kemarin selain menjadi indikasi dari adanya perhatian dunia, juga menjadi bukti nyata dukungan terhadap isu ini secara keseluruhan di badan PBB. Kecaman AS menjadi satu-satunya suara yang tidak setuju untuk terus membahas isu ini.
Meskipun begitu, Febrian mengatakan Indonesia tidak perlu khawatir karena sudah menjadi rahasia umum bahwa Amerika Serikat akan terus membela Israel. Yang harus dilakukan pasca sidang ini adalah perayaan pendukungan masyarakat dunia.