Bandung, Gatra.com - Mendonorkan darah sangat erat kaitannya dengan kemanusiaan dan kerelawanan. Tak terkecuali bagi Agus Hadikarta Koswara. Pria berusia 60 tahun tersebut bahkan telah mendonorkan darahnya hingga 112 kali.
Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Bandung mencatat sejumlah orang yang telah mendonorkan darahnya lebih dari 100 kali, Agus adalah satu diantaranya.
Menurut Agus, donor darah menjadi salah satu upaya untuk menghilangkan bahkan menyembuhkan penyakit. Ia mengaku sering merasakan migrain setelah sempat jatuh dari tebing. Saat itu kepalanya terbentur beton seberat 2 ton.
"Setelah kejadian itu saya sering migrain. Namun dengan donor darah teratur, saya merasakan sakit itu mulai hilang dan sampai saat ini migrainnya hilang," ungkap PNS yang pensiun 2 tahun lalu itu.
Agus mengaku mulai mendonorkan darah sejak ia masih duduk di bangku SMA. Kebiasaan itu rutin ia lakukan bahkan saat usianya melebihi setengah abad.
"Di usia 60 tahun, saya masih mampu mendonorkan darah. Dan Alhamdulillah kondisi fisik sehat," ujarnya.
Di usianya yang tak muda lagi, Agus pun masih kuat untuk bersepeda. Ia mengaku, pernah bersepeda dari Bandung-Cianjur, Bandung- Pangandaran dan Bandung-Banten.
"Alhamdulillah dengan niat dan selalu menjaga stamina, tubuh ita tetap sehat," katanya.
Selain setiap 3 bulan sekali, Agus pun sering donor darah apheresis. Apheresis adalah penerapan teknologi medis berupa proses pengambilan salah satu komponen darah dari pendonor melalui suatu alat atau mesin apheresis.
Pada prosedur donor apheresis, komponen darah yang diambil hanyalah komponen yang diperlukan. Misalnya platelet atau trombosit. Adapun komponen darah lainnya dikembalikan lagi kedalam tubuh pendonor saat itu juga.
Oleh karenanya, Agus mengajak anak muda untuk berbuat terhadap sesama. Hal tersebut penting, karena saling berbagi dan saling membantu merupakan bagian dari ibadah selama hidup.
"Selain donor darah biasa, saya juga pernah melakukan donor Apheresis. Ya tujuannya untuk membantu bagi yang membutuhkan. Apheresis itu, kebutuhan yang darurat, ketika dibutuhkan ya kita harus siap sesuai dengan kondisi fisik juga," jelasnya.
Reporter: Dian Rahmani
Editor: Putri Kartika Utami