Teheran/Washington D.C., Gatra.com - Seorang komandan senior Pengawal Revolusi Iran mengatakan pada Minggu (12/5) bahwa kehadiran militer AS di Teluk merupakan ancaman serius. Diketahui, militer AS telah mengirim pasukan, termasuk sebuah kapal induk dan pembom B-52, ke Timur Tengah dalam suatu langkah yang menurut para pejabat AS dibuat untuk melawan "indikasi yang jelas" ancaman dari Iran terhadap pasukan Amerika di wilayah tersebut.
"Sebuah kapal induk yang memiliki setidaknya 40 hingga 50 pesawat di dalamnya dan 6.000 pasukan yang berkumpul di dalamnya merupakan ancaman serius bagi kami di masa lalu. Tetapi sekarang ini adalah target dan ancaman telah beralih ke peluang," kata Kepala Divisi Kedirgantaraan Pengawal Revolusi Iran, Amirali Hajizadeh. "Jika (Amerika) bergerak, kami akan memukul kepala mereka," tambahnya, menurut Kantor Berita Pelajar Iran (Iranian Students' News Agency/ISNA).
Presiden AS, Donald Trump juga telah meningkatkan tekanan ekonomi pada Iran. Dia bergerak untuk menghentikan semua ekspor minyak Iran, untuk mencoba membuat Teheran menghentikan program nuklir dan misilnya, serta mengakhiri dukungan untuk proxi di Suriah, Irak, Lebanon, dan Yaman.
Baca Juga: Iran Tidak Ingin Berbicara dengan AS
Berbicara kepada CNBC dalam sebuah wawancara yang akan disiarkan pada Senin (13/5) waktu setempat, Menteri Luar Negeri AS, Mike Pompeo mengatakan penyebaran AS datang sebagai tanggapan terhadap intelijen tentang potensi serangan Iran dan bertujuan untuk mencegah mereka dan untuk dapat menanggapi jika perlu. "Kami telah melihat pelaporan ini. Itu nyata. Tampaknya ada sesuatu yang terkini, itulah hal yang kita khawatirkan hari ini," kata Pompeo.
"Dalam hal Iran memutuskan untuk mengejar kepentingan Amerika - apakah itu di Irak atau Afghanistan atau Yaman atau tempat mana pun di Timur Tengah - kami siap untuk menanggapi dengan cara yang tepat," sebutnya, menambahkan bahwa "tujuan kami bukan perang. "
Komandan Angkatan Laut Iran, Laksamana Muda Hossein Khanzadi mengatakan bahwa pasukan Amerika harus keluar. "Kehadiran Amerika di kawasan Teluk Persia telah mencapai akhir. Mereka harus meninggalkan wilayah itu," tegas Khanzadi.
Baca Juga: AS Kirim Rudal Kendali dan Kapal Perang ke Timur Tengah
Mayor Jenderal Hossein Salami, yang ditunjuk sebagai kepala Pengawal bulan lalu, mengatakan kepada parlemen pada Minggu bahwa Amerika Serikat telah memulai perang psikologis di wilayah tersebut, kata juru bicara parlemen.
"Komandan Salami, dengan perhatian pada situasi di kawasan itu, mempresentasikan analisis bahwa Amerika telah memulai perang psikologis karena kedatangan dan kepergian militer mereka adalah hal yang normal," kata juru bicara Behrouz Nemati, menurut situs berita ICANA Parlemen.