Kebumen, Gatra.com – Dua hari terakhir, beredar viral video seorang pria yang mengancam akan memenggal kepala Jokowi. Video itu diduga dibuat dalam sebuah aksi massa. Video itu kemudian beredar viral, terutama di Facebook.
Dalam video itu, pria berjaket cokelat dan bertutup kepala hitam itu setidaknya dua kali melontarkan ancaman untuk memenggal Jokowi. Belum diketahui secara pasti identitas pria pengancam ini. Tetapi, spekulasi kemudian berkembang liar.
Pria pengancam Jokowi itu lantas dikaitkan dengan sosok Dheva Prayoga (24), seorang warga Kebumen. Foto profilnya kemudian beredar di media sosial. Dheva pun dicurigai sebagai pria tersebut
Baca juga: Jokowi Mania Laporkan Video Ancaman terhadap Jokowi
Tak terima dikaitkan dengan pria pengancam Jokowi itu, Dheva membuat video klarifikasi lewat akun Instagramnya, dhevasuprayoga. Dalam video berdurasi pendek itu, Dheva membuat video bantahan. Ia menyatakan bukan pria yang mengancam Jokowi tersebut.
Kasubbag Humas Polpres Kebumen, AKP Suparno, mengatakan bahwa kesimpangsiuran jati diri pria yang mengancam jokowi itu menjadi perhatian Kepolisian Resor Kebumen. Polisi mengklarifikasi dan memeriksa Dheva secara intensif. Hasilnya, kepolisian memastikan bahwa Dheva Prayoga, warga Kebumen yang fotoya beredar luas di media sosial itu bukan orang yang dicurigai sebagai pria pengancam Jokowi.
AKP Suparno menjelaskan, setelah dilakukan klarifikasi dan pemeriksaan intensif, polisi menyakini bahwa Dheva berada di Kebumen pada hari Jumat (10/5). "Pada Jumat kemarin Dheva berada di Kebumen, dan pernyataannya dikuatkan oleh beberapa orang saksi. Dia juga tidak pernah aktif dalam politik dan terakhir ke Jakarta sekitar tahun 2016,” kata Suparno kepada Gatra.com, Minggu (12/5).
Dheva yang hadir di Polres Kebumen juga menyesalkan beredarnya foto dirinya. Ia menyampaikan terima kasih kepada aparat kepolisian yang sigap untuk mengklarifikasi. Dheva berharap, kepolisian bisa segera menangkap pria yang mengancam akan memenggal kepala Jokowi.
“Kami mengimbau masyarakat untuk tidak terpancing oleh informasi yang belum jelas kebenarannya,” ucap Suparno.