Jakarta, Gatra.com- Teknologi  blockchain dapat dimanfaatkan untuk pencatatan indentitas. Fungsinya, mempermudah pengelolaan data. Terutama data kependudukan. 

Executive Director of Asosiasi Blockchain Indonesia (ABI), Muhammad Deivito Dunggio mengungkapkan, jumlah penduduk Indonesia yang besar mencapai 260 juta, namun memiliki kewenangan lembaga terkait data identitas berbeda-beda membuatnya tidak efektif.

Misalnya, mengurus KTP ke Dupcapil. Selain itu, mengurus kartu kesehatan atau terkait kepentingan perbankan juga berbeda. Bahkan, setiap Bank tidak memiliki data yang sama. "Ini bikin orang kerja berkali-berkali," katanya kepada Gatra.com, Jumat (10/5). 

Sementara itu, lanjutnya kelebihan data blockchain yakni tidak disimpan di satu server, melainkan melalui desentralisasi data. Sehingga, data yang di back-up tidak hanya mengandalkan satu tempat. 

"Jadi kalau terjadi apa-apa ada server lain yang save datanya.  Kuncinya desentralisasi," pungkasnya.