Jakarta, Gatra.com - Pengamat politik dari Universitas Indonesia (UI), Donny Gahral Adian mengatakan, tidak ada alasan untuk menggelar aksi people power. Sebab, Indonesia saat ini tidak berada dalam kondisi yang genting.
“Dalam suatu kondisi yang normal, Pemilu berjalan dengan lancar, demokratis, ekonomi baik, nilai tukar rupiah cukup baik, inflasi cukup baik, pertumbuhan ekonomi bagus, tingkat pengangguran kemiskinan juga baik, tidak ada alasan untuk melakukan people power,” kata Donny di Jakarta, Jumat (10/5).
Menurut Donny, jika melihat sejarah, setidaknya ada 3 prasyarat untuk melakukan people power. Antara lain, pemerintahan yang menganut sistem otoritarianisme, kemudian adanya sikap totalitarianisme dari elit politik, dan yang terakhir yaitu krisis ekonomi.
Dan ketiga indikasi itu, dirasa belum terjadai saat ini. “Kok tiba-tiba kita mau people power, apa alasannya? Apa alasan sosial politik kulturalnya untuk mengadakan people power?" tutur Donny.
Baca juga:
People Power Bisa Pengaruhi Demokrasi Indonesia Masa Depan
Ini Dia 4 Model People Power ala BPN Jika Jokowi Menang
Donny menegaskan, people power sebetulnya tidak melulu harus turun ke jalan dan membuat kerusuhan dengan tujuan untuk menekan pemerintah supaya mengabulkan keinginan dari massa. Menurutnya, Pemilu yang telah dilakukan masyarakat pada 17 April lalu juga merupakan people power.
“Tidak ada alasan lagi untuk menggunakan power jalanan, power yang ekstrakonstitusional, ekstrademokrasi. Power sudah diberikan ya sudah, kita tunggu hasil hitung KPU resmi nanti tanggal 22 diumumkan, kita terima,” tegas Donny.