Islamabad, Gatra.com- Setidaknya lima orang tewas dalam serangan senjata dan bom di tambang batu bara, Pakistan Barat pada Kamis (9/5). Kelima korban tewas diantaranya dua penambang, dua personel keamanan, dan seorang pengemudi.
"Orang-orang bersenjata yang tidak dikenal menembaki dua pekerja yang sedang bekerja di pertambangan, kemudian membunuh keduanya di tempat," ujar Wakil Komisaris Pakistan, Azeem Dummar kepada Aljazeera.com.
Serangan tersebut merupakan kekerasan terbaru yang menargetkan pasukan keamanan tahun ini. Bulan lalu, pria bersenjata separatis Baloch juga menghentikan bus di Balochistan selatan dan menewaskan 14 penumpang.
Dummar menuturkan sebuah kendaraan milik Korps Perbatasan Para-militer langsung dikerahkan. Namun, saat perjalanan terkena ledakan ranjau sekitar satu kilometer dari tambang batu bara. Beberapa jam kemudian, Tentara Pembebasan Baloch (BLA), kelompok separatis bersenjata yang berbasis di provinsi Balochistan, mengaku bertanggung jawab atas serangan itu.
Seorang juru bicara BLA, Jeehand Baloch mengecam tindakan tersebut yang telah telah mengabaikan etnis Baloch dan memanfaatkan sumber daya mineral mereka. BLA dan kelompok-kelompok bersenjata lainnya telah berperang melawan pasukan keamanan Pakistan selama lebih dari satu dekade.
BLA menuntut kemerdekaan bagi daerah-daerah etnis Baloch di provinsi Balochistan. Salah satunya mengenai pengabaian terhadap Pakistan dan eksploitasi Sumber Daya Mineral. Apalagi Balochistan merupakan provinsi terbesar dengan simpanan gas alam, batu bara, logam dan mineral.
Kelompok Hak Asasi Manusia menuduh pasukan keamanan Pakistan telah menculik ratusan aktivis dan pejuang politik pro-kemerdekaan Baloch. Terutama untuk memadamkan pemberontakan guna memperebutkan kekayaan alam mereka.
"Tentara Pakistan bersama beberapa perusahaan lain sedang menjarah kekayaan nasional Baloch. Balochistan adalah wilayah yang dilanda perang dan kami tidak akan mengizinkan investasi apa-pun sampai tercapainya kemerdekaan Balochistan," kata juru bicara BLA.