Bandung, Gatra.com - Rencana Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) Kertajati sebagai hub kargo terbesar di Indonesia mulai dijajaki. Hal tersebut ditempuh melalui audiensi Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Barat bersama sejumlah pihak, di antaranya PT POS Indonesia (Persero) dan PT Jasa Angkasa Semesta (JAS) Tbk.
Sekretaris Daerah (Sekda) Provinsi Jawa Barat, Iwa Karniwa mengatakan pihaknya mendapat usulan dari sejumlah pihak tersebut guna mengoptimalkan BIJB Kertajati.
"Melihat kondisi geografis dan potensi ekonomi, usulan Bandara Kertajati jadi bandara pusat hub kargo terbesar di Indonesia," ujar Iwa di Gedung Pakuan, Kota Bandung, Jumat (10/5).
Iwa mengaku diberi tugas oleh Gubenur Jabar, Ridwan Kamil, untuk mengkoordinasikan hal teknis dan administratif dalam mencapai rencana itu. Hal tersebut dilakukan untuk memastikan agar tidak ada aturan yang dilanggar.
"Kita ingin cepat tapi tidak menyalahi aturan," ucapnya.
Lebih lanjut, Iwa mengatakan Pemprov Jabar menyediakan sekitar 20 hektar tanah di kawasan BIJB untuk dijadikan pusat kargo terbesar di Indonesia tersebut. Di mana, untuk sementara akan mengarah pada cargo e-commerce.
"Ujungnya nanti pembahasan teknis dan JV (joint venture). Tapi itu masih dalam proses. Ini baru penjajakan saja," pungkasnya.
Sementara itu, Chief Corporate Affairs & Businessman Development Officer PT JAS, Sigit Muhartono mengatakan pihaknya ingin mendorong operasional di BIJB Kertajadi kian maksimal. Mengingat bandara ini berada di tengah-tengah Jabar, DKI Jakarta dan arah barat Jawa Tengah, tentunya sangat ideal untuk dijadikan bandara kargo e-commerce.
"Dan ini bagus untuk barang ekspor plus yang masuk ke Indonesia. Itu tujuannya ke daerah ini. Sehingga barang-barang yang lewat udara masuk, kalau lewat Jakarta butuh waktu lama," ujar Sigit.
Ia tak menampik masih terdapat sejumlah masalah, termasuk akses. BIJB Kertajati belum terhubung dengan Tol Cisumdawu. Dengan demikian, sementara ini pendapatan BIJB dapat dimaksimalkan melalui kargo, selain dari pengangkutan penumpang.
"Kita bisa mulai dulu dengan kargo. Jadi kargo ini kita lihat potensial karena catchment area atau flow dari barang-barang yang masuk atau keluar dari Indonesia itu," katanya.
Reporter: Risyad Nuradi
Editor: Putri Kartika Utami