Home Gaya Hidup Ramadan, Kunjungan ke Objek Wisata Religi Onje Purbalingga Turun

Ramadan, Kunjungan ke Objek Wisata Religi Onje Purbalingga Turun

Purbalingga, Gatra.com – Jumlah wisatawan yang berkunjung ke sejumlah destinasi wisata religi di Desa Onje, Kecamatan Mrebet, Kabupaten Purbalingga, Jawa Tengah, pada awal Ramadan ini turun cukup signifikan.

Ketua Pokdarwis Desa Onje, Puji Utomo, mengatakan bahwa pada Ramadan umat muslim lebih terfokus kepada ibadahnya sehingga banyak mengurangi aktifitas di luar. Salah satunya yakni aktivitas ziarah atau ritual di destinasi wisata religi. “Kalau peziarah pada bulan Ramadan justru  menurun,” katanya, Jumat (10/5).

Menurutnya, puncak kunjungan di Desa Onje, biasanya  pada bulan Maulud dan Sura. Bulan-bulan ramai lainnya adalah pada akhir bulan Sadran atau satu bulan sebelum memasuki puasa. “Pada bulan Sura dan Mulud itu lebih ramai. Itu puncak kunjungan wisata religi,” katanya.

Untuk mengantisipasi penurunan kunjungan wisata religi, masyarakat  dan Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) Desa Onje  mempersiapkan wisata keluarga, berupa wisata susur sungai, rafting dan tubing. “Kalau untuk Idulfitri, kami ada wisata tubing dan rafting. Itu nanti kami siapkan wisatanya. Itu untuk wisata keluarganya,” ujar Puji.

Sebelumnya, kata dia, Wisata Desa Onje lebih banyak mengandalkan destinasi wisata religi, seperti Masjid Sayyid Kuning, Makam Kiai Abdullah Syarif, penyebar Islam dan metode hisab dengan penanggalan Aboge. Kemudian makam para pembesar, misalnya tumenggung dan adipati pada masa awal Kadipaten Purbalingga, mata air atau belik yang dikeramatkan serta sejumlah situs-situs ritual budaya lainnya. 

Desa Onje dikenal sebagai cikal bakal Purbalingga. Jejak peradaban Islam awal di Purbalingga juga ada di Masjid Sayyid kuning, Onje. Sebab itu, di Desa Onje masih banyak jemaah Islam Aboge. Para penganut Islam Aboge hingga kini masih menjalankan ritual peribadatan sesuai dengan yang dilakukan  leluhur mereka.

Salah satunya Grebeg Onje yang diselenggarakan pada 1-3 Mei 2019 lalu. Dalam acara tersebut, diadakan serangkaian ritual budaya dan keagamaan  untuk menyambut bulan puasa. Ritual tersebut adalah: ziarah, pengambilan air suci di tujuh mata air atau belik,  pertunjukan seni budaya, dan keagamaan.

“Sadran menjelang Ramadan saja kan kami menggelar ada ritual ada festival, kaya festival nyadran, prenggelan, itu kemarin juga sudah dilaksanakan, tanggal 1-3 Mei itu juga pengunjungnya banyak,” katanya.

927