Jakarta, Gatra.com - Nilai tukar rupiah hari ini terkoreksi melemah di pasar spot sampai di level Rp14.365 pada Jumat siang (10/5). Melemahnya rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) menurut analis ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), Bhima Yudhistira, masih imbas dari eskalasi perang dagang antara AS dan China.
Eskalasi tersebut lanjut Bhima kepada Gatra.com, membuat investor memindahkan dana dari negara berkembang ke aset yang lebih aman, salah satunya yen Jepang. Akibatnya, selama sepekan terakhir penjualan bersih asing di bursa tembus Rp2.3 triliun.
"IHSG diperkirakan menyentuh titik terendah tahun ini di 6.120 pada penutupan Jumat ini. Sementara rupiah melemah ke 14.400. Aksi jual ini hampir terjadi merata di negara Asia," ujarnya.
Bhima juga menambahkan hal yang patut dicermati adalah kondisi geopolitik yang memanas setelah Korea Utara (Korut) meluncurkan rudal untuk uji coba militer dan ketegangan antara AS dan Iran pascaboikot minyak Iran.
"Data persedian stok produksi atau inventory AS yang turun 0,1% pada bulan Maret terendah sejak Oktober 2017 berpengaruh ke sentimen investor. Ini menjadi sinyal perlambatan ekonomi AS akan seret outlook global sepanjang tahun," katanya.
Bhima memperkirakan pergerakan kurs rupiah masih fluktuatif. "Ditambah faktor dalam negeri masih terpengaruh rilis pertumbuhan ekonomi yang rendah di 5,07% meskipun ada dorongan belanja pemilu. Pertumbuhan ekonomi di kuartal I berada di bawah ekspektasi pasar."