Jayapura, Gatra.com - Dinas Kesehatan Papua membantah Purtier Plasenta dapat menyembuhkan penderita HIV/AIDS. Kepala Dinas Kesehatan Papua, Aloysius Giyai menuturkan bukan hanya Purtier Plasenta, isu buah merah, buah hitam, air doa yang sempat beredar di Papua juga belum terbukti menurunkan jumlah virus di dalam darah bagi penderita HIV/AIDS.
"Kami tetap menganjurkan penderita HIV/AIDS mengkonsumsi obat ARV, sebagai pengobatan definitif ODHA yang mampu menurunkan jumlah virus dengan menekan virus di dalam tubuh manusia,” ujarnya.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kota Jayapura, dr Samuel M Baso mengklaim banyak masyarakat yang salah dengan mengandalkan pengobatan lain, diluar ARV untuk pengobatan bagi penderita HIV/AIDS.
"Hanya ARV yang sampai saat ini bisa mengatasi AIDS dan hanya obat ARV yang diberikan kepada ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS). ARV adalah satu-satunya obat yang membuat sehat. Memang bukan sembuh, tapi bisa hidup normal," kata dr Samuel.
IDI Kota Jayapura mencontohkan ada salah satu ODHA yang sudah 15 tahun mengkonsumsi ARV dan sampai saat ini dalam keadaan sehat dan dapat beraktifitas.
"Ini bukti bahwa ARV sangat menjanjikan. Kami bersepakat bahwa sampai saat ini belum ada pengganti ARV bagi penderita ODHA," kata Samuel.
IDI Kota Jayapura menyebutkan beredarnya obat atau suplemen lain diluar ARV bagi pengobatan ODHA, hingga saat belum dapat dibuktikan manfaatnya.
Samuel mengatakan, sementara untuk ARV telah terbukti kegunaan dan manfaatnya, diantaranya mengurangi resiko penularan HIV, menghambat perburukan infeksi oportunistik, dan meningkatkan kualitas hidup penderita HIV, serta menurunkan jumlah virus dalam darah sampai tidak terdeteksi.
“Bila selama masa pengobatan ARV terdapat gejala dan efek samping, ODHA harus berkonsultasi di layanan kesehatan, bukan menghentikan ARV secara sepihak dan mencari pengobatan alternatif pengganti ARV,” ucapnya.
Samuel mengklaim jika pun ada obat diluar ARV, mungkin saja obatan itu hanya untuk menambah stamina saja bukan mengekang virus, yang terdapat dalam darah ODHA. IDI Kota Jayapura justru meminta, agar masyarakat Papua khususnya Kota Jayapura mendukung eliminasi HIV/AIDS di Papua pada 2030.
Data layanan medis Penderita HIV/AIDS Dinas Kesehatan Provinsi Papua, hingga Maret 2019, jumlah ODHA yang masuk perawatan 33.955 Orang, yang pernah mendapatkan ARV ada 21.788 orang sementara, yang rutin menerima ARV hanya 6.534 Orang.
"Tingginya stigma dan diskriminasi terhadap ODHA, menjadi faktor banyaknya ODHA yang malu datang ke layananan kesehatan," ujarnya.
Reporter: Katharina Lita
Editor: Bernadetta Febriana