Home Politik Peta Aktivis 98 di Panggung Politik Indonesia

Peta Aktivis 98 di Panggung Politik Indonesia

Jakarta, Gatra.com - Tenaga Profesional di Lembaga Ketahanan Nasional (Lemhanas), Prof Dadan Umar Daihani memberikan gambaran bagaimana peta aktivis 98 di dalam panggung politik Indonesia. Ia menerangkan, di mana dan siapa saja aktivis yang masih sejalan dengan cita-cita reformasi, serta yang sudah belok dalam rentang 21 tahun dari kelahiran reformasi.

“Kalau kita mundur ke 98, ini petanya jadi jelas. Siapa saja aktivis yang reformis dan konsisten, dan siapa saja yang berkhianat. Ini anugerah yang luar biasa pada periode sekarang karena tiba-tiba petanya muncul semua,” ujarnya di Jakarta, pada Kamis (9/5).

Ia mengungkapkan betapa banyaknya politisi yang berkedok sebagai aktivis 98, namun justru malah melenceng dari nilai dan cita-cita reformasi itu sendiri. Maka, Dadan mengajak aktivis 98 yang reformis untuk segera mengambil peran di panggung politik.

“Sekarang kalau ada aktivis 98 yang masih memegang nilai moral tadi, sekarang sudah enggak bisa dilepas deh, segera ambil peran aktif di politik, rebut posisi strategis supaya apa yg dipikirkan selama ini dapat diwujudkan,” imbuhnya.

Dadan menceritakan bagaimana sejarah sebuah gerakan di tahun 1978 menghantarkan para aktivis 98 untuk maju meruntuhkan tirani Orde Baru. Momentum ini membuka jalan para politisi bermoral untuk mengambil alih pemerintahan.

Ia menuturkan di masa Orde Baru, dibuat stigma bahwa gerakan mahasiswa sebagai gerakan moral. Artinya hanya sebatas menyuarakan kebenaran, menumbangkan rezim yang dianggap gagal tanpa menduduki pemerintahan. Dadan menyebut beberapa nama elit politik yang pada saat itu dipercaya oleh mahasiswa untuk dapat memimpin pemerintahan reformasi pasca Soeharto tumbang.

“Kita waktu itu menyediakan jalan, termasuk Amin Rais, Gus Dur, Ibu Megawati. Mahasiswa dan kami, mengantarkan mereka semua. Tetapi ternyata sekarang setelah 21 tahun teruji siapa saja politisi yang melanjutkan pengorbanan para mahasiswa yg pada saat itu sebagian menjadi martir untuk memperjuangkan reformasi,” pungkasnya.

1607