Seoul, Gatra.com - Pihak Militer Korea Selatan (Korsel) menyebut bahwa Korea Utara (Korut) telah menembakkan setidaknya satu proyektil yang tidak dikenal dari wilayahnya pada Kamis (9/5). Hal ini dianggap menambah komplikasi renggangnya negosiasi Korut dengan Amerika Serikat (AS) dan perjanjian damai dengan Korsel.

"Peluncuran tersebut dilakukan pada pukul 16.30 di area Sino-ri pada provonsi Pyongbuk bagian barat, menurut petugas gabungan Korsel," ungkap pernyataan resmi dari Center for Strategic and International Studies (CSIS) dikutip dari CNN.

Adapun Sino-ri dipercaya menjadi rumah dari sekitar 20 fasilitas peluncuran misil yang dioperasikan oleh Pyongyang diseluruh negaranya. Baca juga: Ingin Lanjutkan Perundingan Nuklir, Presiden Trump Rayu Korea Utara Dengan Bantuan Pangan

Terkait aksi Korut ini, kalangan analis khawatir peluncuran misil ini akan semakin memperburuk hubungan diplomatis antara AS, Korsel, dan Korut. Sementara itu, pihak AS dan Korsel justru malah mereda aktivitas militernya di Semenanjung Korea. Seperti dengan menunda pelatihan militer skala besar bersama yang dijadwalkan pada musim semi, hal ini dilakukan demi meredakan ketegangan dengan Korut.

Pemberhentian uji coba misil oleh Korut yang dilandasi perjanjian antara Presiden Kim dengan Presiden Moon pada tahun lalu menjadi faktor penting yang menjaga terjalinnya negosiasi antara Seoul, Pyongyang, dan Washington. Aksi peluncuran misil apapun dapat membuat AS salah tingkah, seperti yang diisyaratkan Trump.

Baca juga: Korut Tembakkan Rudal, Seoul dan Washington Waspada

"Saya tidak sedang tergesa-gesa, saya tidak ingin mendesak siapa-siapa. Asalkan tidak ada uji coba misil, saya senang," ucap Trump pada pertemuan terakhirnya dengan Kim.

Sementara itu, diplomat andalan Trump di urusan Korut, Stephen Biegun, telah hadir di Seoul kemarin (8/5) untuk melakukan pertemuan dengan pemerintahan Korsel. Baca juga: Korut Tembakkan Rudal, Seoul dan Washington Waspada