Batanghari, Gatra.com - Kebutuhan daging selama ramadan hingga jelang hari Raya Idul Fitri 1440 Hijriah diprediksi bakal meningkat. Pemerintah Provinsi Jambi bersama instansi terkait telah mengambil langkah-langkah antisipasi lonjakan harga.
"Kebutuhan meningkat, otomatis harga juga akan berpengaruh. Ketika kebutuhan tinggi dan harga tinggi bahkan sudah tidak wajar lagi, makanya kita hadirkan alternatif daging beku," kata Sekretaris Satgas Pangan Provinsi Jambi, Amir Hasbi kepada awak media dalam gelaran operasi pasar di Pasar Kramat Tinggi, Muara Bulian, Kabupaten Batanghari, Jambi, Kamis (9/5).
Dia berujar, daging beku yang beredar di pasar merupakan pasokan Bulog dan perusahaan swasta di Jambi. Ketika harga tinggi, pihaknya akan mainkan operasi pasar daging beku. "Penjualan daging beku sudah sesuai SOP dan harus di bawah suhu 0 derajat. Karena prizer harus beku," ujarnya.
Selama operasi pasar berlangsung, Tim Satgas Pangan Provinsi Jambi juga melihat ada daging beku yang sudah dicairkan dan masih dalam mesin pendingin. "Kecuali yang sifatnya digantung atau tergeletak tidak boleh, karena daging itu tidak boleh lewat dari enam jam. Apabila daging segar lewat enam jam, maka daging bisa terkena bakteri," katanya.
Pedagang daging beku telah menjual daging mengikuti HET (Harga Eceran Tertinggi) Rp80 ribu per kilogram. Sedangkan daging yang sudah dicairkan dihargai Rp93 ribu. "Harga ini wajar, karena terjadi penurunan kadar air," ujarnya.