Gaza, Gatra.com - Asosiasi Seniman Palestina yang bermakas di Gaza meminta kontestan lagu Eurovision untuk memboikot kompetisi musik internasional yang akan diselenggarakan di Israel, minggu depan.
Dilansir dari Aljazeera.com, permintaan pemboikotan terjadi karena mereka menganggap acara tersebut sebagai ajang untuk melenggangkan kekuasaan, mempromosikan ketidakadilan, serta membasmi kaum apartis yang brutal
Setidaknya, sejak perintah Netanyahu untuk melakukan “serangan massif” dua hari lalu, terdapat 25 warga Palestina dan 4 warga Israel yang meninggal dunia. Serangan ini dinilai dapat menganggu Eurovision 2019 yang akan diselenggarakan minggu depan.
Sedangkan pada tahun lalu, lebih dari 60 warga Palestina terbunuh dalam aksi protes di Gaza, tepatnya saat Israel memenangkan kontes Eurovision tersebut pada 14 Mei.
Pada 17 April lalu, musisi Roger Waters menulis surat terbuka kepada Madonna di The Guardian yang bertujuan untuk mendesak pembatalan penampilannya di Eurovision tahun ini.
"Untuk tampil di Israel adalah pertunjukan yang menggiurkan, tetapi apabila pertujunkan itu berfungsi untuk menormalkan pekerjaan termaksud membasmi kaum apatis, etnis, penahanan anak-anak, pembantaian demonstran yang tidak bersenjata ... semua itu merupakan hal yang buruk," tulis Waters, dilansir dari Aljazeera.com
Sebagai informasi , pemboikotan pertunjukan di Israel pernah dilakukan sebelumnya oleh sejumlah publik figur, yaitu Sinead O'Connor, Elvis Costello, Andy Irvine, Paul Brady, Roger Waters, dan Lorde karena kelakuan Israel yang dinilai tidak mematuhi hukum Internasional yang berlaku.