Solo, Gatra.com – PLN Surakarta mampu menggandeng 53 pelaku industri untuk mewujudkan program pemindahan waktu beban puncak. Para pelaku industri di Solo Raya tersebut bersedia mengikuti program diskon luar waktu beban puncak.
Manajer UP3 Surakarta Mundhakir mengatakan pada tahap awal ada 27 pelanggan dari sektor industri yang bersedia menggeser waktu produksinya di luar beban puncak. Untuk program ini, PLN memberi potongan harga sebesar 30 persen.
”Saat ini ada 26 pelanggan lagi yang menandatangani kerjasama. Mereka sudah bersedia untuk memindahkan beban puncaknya,” ucapnya saat ditemui di Solo, Rabu (8/5).
Selanjutnya, ada 80 pelanggan PLN lagi yang bersedia mengikuti program serupa. ”Mereka sudah kami tawari, namun belum ada kesepakatan programnya. Untuk 27 pelanggan di tahap awal juga tengah dievaluasi untuk melihat keefektifan program ini,” ucapnya.
PLN Surakarta terus mengajak pelanggan di sektor industri untuk memanfaatkan program ini. Program ini demi menggeser proses produksi para pelaku industri dari waktu beban puncak, yaitu pada pukul 17.00-22.00 WIB, ke LWBP pada pukul 23.00-08.00 WIB.
Pelaku industri menganggap program ini bermanfaat. Sebab mereka bisa meningkatkan produksinya dengan biaya lebih rendah. Perusahaan pun memperoleh nilai tambah setelah penggeseran beban listrik tersebut.
”Program ini terus kami tingkatkan. Pada dasarnya langkah ini kami lakukan untuk meningkatkan iklim usaha. Sekaligus program ini memberikan kesempatan bagi industri meningkatkan produksinya dengan biaya lebih murah," katanya.
PLN Surakarta berharap produktivitas dunia usaha makin meningkat sehingga memberi dampak positif pada perekonomian nasional dan daerah. "Dalam hal ini, penyediaan kelistrikan terus diperbaiki agar suplai makin baik sehingga produksi di dunia usaha tidak ada kendala," katanya.
Program penggeseran beban puncak listrik ini diterapkan sejak Mei 2019. Pada Maret 2019, beban puncak harian di wilayah UP3 Solo Raya meningkat, yaitu dari 446 MW menjadi 464 MW. Kenaikan ini menunjukkan iklim usaha di Solo Raya membaik. Dengan menggeser waktu beban puncak ini, iklim usaha diharap semakin baik.
"Oleh karena itu, kami berharap produksi di dunia usaha meningkat terus, sehingga akan membawa dampak perbaikan di sisi ekonomi secara umum maupun ke daerah," katanya.