Cilacap, Gatra.com – Ribuan nelayan di pesisir selatan Kabupaten Cilacap dan Kebumen, Jawa Tengah, tak melaut lantaran gelombang tinggi di perairan selatan dan Samudra Hindia, mulai Selasa (7/5) kemarin.
Menurut Sekretaris Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kabupaten Cilacap, Teuku Iskandar Muda, sebanyak 80 persen dari 15 ribu nelayan tak melaut. Tingginya gelombang sangat berbahaya bagi perahu kecil. Padahal, sebagian besar nelayan Cilacap adalah nelayan perahu kecil dengan ukuran mesin 3-5 PK.
“Gelombangnya memang besar. Buat kerja di tengah laut susah. Ya hampir 80 persen, libur, enggak berangkat,” katanya, Kamis (8/5).
Selain ketinggian gelombang, nelayan kesulitan mendapatkan ikan lantaran kondisi arus laut sedang berubah. Kini, arus laut tengah beraloih dari arus barat ke timur. Akibatnya, hanya ikan-ikan jenis tertentu yang bisa ditangkap, di antaranya bawal putih dan layur.
“Ya memang nelayan yang melaut kurang, karena hasilnya memang sedikit. Arus airnya sudah berubah. Itu yang menjadi kendala. Anginnya sekarang sudah mulai ke timur,” ujarnya.
Ada sebagian nelayan yang ikut memburuh di kapal besar untuk menangkap ikan tongkol, tuna atau cakalang. Namun, sebagian besar tetap berada di daratan untuk memperbaiki alat tangkap. “Kalau kemarin-kemarin yang tertangkap itu bawal putih, layur juga ada. Kalau kapal-kapal besar itu yang mancing, selain masih ada tongkol, ada juga cakalang,” katanta.
Sementara, Prakirawan Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Pos Pengamatan Cilacap, Roosdiana Intan Azhari mengatakan bahwa gelombang tinggi 2,5-4 meter berpotensi terjadi di perairan selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo,dan Yogyakarta hingga 11 Mei mendatang.
Adapun di Samudra Hindia, ketinggian gelombang mencapai enam meter. Dan itu, terjadi menyeluruh dari Samudra Hindia, selatan Cilacap, Kebumen, Purworejo, hingga Yogyakarta.
Hal itu dipengaruhi adanya pusat tekanan rendah di sisi barat daya sehingga kecepatan angin meningkat hingga 25 knot. Kecapatan angin yang tinggi itu berakibat pada ketinggian gelombang laut.
Menurut dia, gelombang setinggi 3-4 meter berbahaya bagi seluruh jenis perahu, baik besar maupun kecil. Sebab itu, ia meminta nelayan agar libur melaut beberapa hari ini, sambil menunggu perkembangan lebih selanjut. “Dimohon kepada masyarakat yang tinggal dan beraktivitas di pesisir sekitar area yang berpeluang terjadi gelombang tinggi agar tetap selalu waspada, ucap Roosdiana.