Semarang, Gatra.com - Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Jawa Tengah pada Februari 2019 sebanyak 780.000 orang. TPT terbanyak di perkotaan, yakni sekitar 500.000 orang dan di perdesaan 280.000 orang
Kepala Seksi (Kasi) Statistik Kependudukan Badan Pusat Statistik (BPS) Jawa Tengah, Minatus Saniyah, mengatakan bahwa secara absolut dibandingkan TPT Februari 2018 ada penambahan penggangguran sebanyak 10.000 orang.
“Pengangguran terbuka adalah mereka yang masih dalam proses mencari kerja, mempersiapkan usaha, serta sudah diterima bekerja tapi belum masuk kerja,” katanya kepada Gatra.com, di ruang kejarnya kantor BPS Jawa Tengah (Jateng) di Jalan Pahlawan Semarang, Selasa (7/5).
Meski terjadi kenaikan jumlah pengangguran, kata Minatus, bila dibandingkan dengan jumlah penduduk yang bekerja, terjadi penurunan TPT sebesar 0,01%, yakni menjadi 4,22% dibandingkan pada Februari 2018 yang sebesar 4,23%. Jumlah angkatan kerja di Jateng pada Februari 2019 sebanyak 18,59 juta orang, bertambah 0,36 juta orang dibandingkan Februari tahun lalu.
“Jadi, meski TPT di Jateng mengalami kenaikan, bila dibandingkan dengan rasio jumlah angkatan kerja malah turun 0,01%,” katanya.
Menurut, Mimin, panggilan Minatus Sadiyah, berbagai kebijakan pemerintah tentang penciptaan lapangan kerja menunjukkan hasil nyata sehingga bisa menekan tingkat pengangguran. “Dari TPT terlihat bergerak turun dari 4,23 persen pada Februari 2018 menjadi 4,22 persen pada Februari 2019,” ujarnya.
Sementara itu, berdasarkan data BPS Jateng, tingkat pendidikan TPT paling tinggi adalah lulusan diploma sebesar 8,41%, disusul lulusan sekolah menengah kejuruan/SMK (sebesar 7,94%), sekolah menengah atas/SMA (5,84%), dan lulusan universitas (4,86%). Paling rendah adalah lulusan sekolah dasar/SD (2,03%). Lulusan SD cenderung mau bekerja apa saja untuk mendapatkan penghasilan.