Jakarta, Gatra.com - Menurut Peneliti Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Syamsuddin Haris pertemuan tertutup Capres Prabowo Subianto dengan media asing di kediaman Prabowo, Jalan Kertanegara, Jakarta Selatan, Senin sore (6/5) adalah suatu hal yang wajar dan sah-sah saja.
Namun, ia mengingatkan, apabila media asing mengutip klaim-klaim Prabowo tanpa cek dan ricek, maka media asing tersebut bisa dianggap sebagai "media kuning" atau sekadar media gosip yang tidak kredibel.
Di sisi lain, Syamsuddin berkeyakinan, tidak akan ada people power. "Sasaran atau musuhnya tidak jelas lalu apa yang mau di-people power-kan," katanya ketika dihubungi Gatra.com, Selasa (7/5).
Lebih lanjut, kata dia, adanya ungkapan 'setan gundul' di kubu Prabowo bisa saja dari pembisik Prabowo yang tanpa data valid menyatakan bahwa Prabowo-Sandi unggul 62%.
"Mereka tidak punya data tapi ingin menyenangkan Prabowo dengan cara membohonginya. Semacam ABS, asal bapak senang. Kenapa Prabowo percaya ya karena dia memiliki syahwat politik yang sudah tidak tertahan untuk menjadi presiden," ucapnya.
Bahkan, Ia bilang, tidak menutup kemungkinan 'setan gundul' adalah beberapa pundukung Prabowo yang berasal dari kalangan islam konservatif.
"Sangat mungkin dari kalangan tokoh ulama garis keras atau 212 yang juga kebelet dapat bagian kekuasaan," kata Syamsuddin.