Jakarta, Gatra.com - Ketua Komite 1 DPD RI, Benny Ramadhani membeberkan kekurangan dari Pemilihan Umum (Pemilu) serentak 2019. Menurutnya Pemilu serentak kemarin memakan masa kampanye yang terlalu lama. Hal tersebut menurutnya dapat menimbulkan perpecahan di masyarakat.
"Pelaksanaan kampanye yang cukup panjang, menghabiskan energi konsentrasi rakyat dan pemilih yang kemudian menimbulkan gesekan di lapangan, menimbulkan keterbelahan bagi harmoni dan meluluhlantakan kohesi sosial," jelasnya pada awak media sesudah Rapat Kerja Komite 1 DPD RI, Gedung Nusantara V, Selasa (7/5).
Lebih lanjut, ia menyatakan bahwa perpecahan tersebut seharusnya sudah tidak ada lagi karena Pemilu telah usai. Ia sedikit menyindir konsep "People Power" yang digaungkan oleh salah satu kubu pemenangan Capres dengan menjelaskan bahwa masyarakat telah mengerahkan kekuatannya saat melakukan Pemilu kemarin.
"Tapi tadi kami sudah himbau. Apapun perbedaan politik itu sudah seharusnya selesai pada saat rakyat melakukan people power yang sesungguhnya pada tanggal 17 April 2019," ia melanjutkan.
Benny menambahkan bahwa people power yang sebenarnya terjadi dalam Pemilu kemarin dengan partisipasi masyarakat yang sangat tinggi dalam pemilu 2019.
"Bisa dibayangkan dari 192 juta (masyarakat Indonesia) pemilih 81% memilih untuk (menciptakan) perubahan di Indonesia," pungkasnya.