Melbourne, Gatra.com - Kepolisian Negara Bagian New South Wales telah mengamankan wanita berusia 25 tahun yang telah melemparkan telur kepada Perdana Menteri Australia, Scoot Morrison di Albury Entertainment Centre, Selasa (7/5).
Dilansir dari Reuters, wanita pemrotes itu kemudian mengatakan kepada wartawan bahwa tindakannya “berbicara untuk dirinya sendiri” dan merujuk ke Pulau Manus, di Papua Nugini, tempat Australia telah lama menahan para pengungsi. Baca juga: Australia Dukung Kesetaraan Gender di Indonesia
Wanita yang tampil dengan pakaian kasual dan memakai kupluk tersebut melakukan aksinya saat Morrison sedang melakukan kampanye menjelang pemilihan umum negara Australia pada 18 Mei mendatang.
“Kami menahan seorang wanita sehubungan dengan insiden yang melibatkan Perdana Menteri pagi ini. Penyelidikan masih akan terus berlanjut,” ungkap inspektur polisi Scott Russell.
Sang wanita mendekati Perdana Menteri dari belakang lalu kemudian melemparnya dengan sebuah telur. Seperti terekam dalam gambar video di televisi, Morrison kemudian menggosok kepalanya.
Morrison lalu membantu seorang wanita tua yang terdorong ke lantai dalam perkelahian di insiden itu. Meski demikian, pihak polisi telah memastikan tidak ada pihak yang terluka dalam aksi tersebut. Baca juga: Gugat Indonesia, Dua Perusahaan Tambang Inggris dan Australia Kalah
Terkait insiden ini, Morrison merespon dalam Tweet yang ditulis di akun pribadinya. “Kami akan melawan sikap premanisme dalam aksi aktivis pengecut yang tidak menghormati siapapun atau militan yang berdiri di atas usaha kecil dan karyawan mereka di lokasi kerja,” tandasnya.
Insiden itu terjadi saat kunjungan Morrison ke Albury, sebuah daerah pemilihan di New South Wales. Kota ini merupakan sebuah daerah pemilihan di New South Wales, di mana seorang kandidat independen menjadi unggul karena pemilih di pedesaan itu tidak sepaham dengan pemerintah.
Aksi protes dengan telur bukan kali ini saja terjadi. Pada bulan Maret lalu, seorang remaja menabrakkan telur ke kepala seorang anggota parlemen Australia sayap kanan yang kontroversial, karena ia menyalahkan penembakan di masjid Selandia Baru pada program imigrasi. Baca juga: Australia Berencana Membunuh Jutaan Kucing Liar