Jakarta, Gatra.com - Direktur Serealia Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan), Bambang Sugiharto, mengatakan keliru jika pertumbuhan ekonomi pada kuartal I 2019 dikatakan melempen karena disebabkan pertumbuhan PDB sektor pertanian negatif.
Bambang dalam keterangan tertulis, Selasa (7/5), menyampaikan demikian, secara umum baik itu sektor pertanian, perikanan dan kehutanan, kontribusinya terhadap pertumbuhan ekonomi secara year on year (YoY) sudah sangat jelas positif yakni 1,81%.
"Kalau membandingkannya dengan pertumbuhan PDB sektor pertanian pada kuartal I-2018 yang tumbuh sebesar 3,34% YoY, sepertinya perbandingan ini tidak tepat. Karena di tahun lalu, musim puncak panen padi terjadi bulan Maret, tapi di tahun ini justru di bulan April," katanya.
Menurutnya, pergeseran puncak panen inilah salah satu faktor yang berperan signifikan pertumbuhan PDB kuartal-I tahun ini lebih rendah dibanding tahun lalu. Sehingga pihaknya menganisasi data pertumbuhan ekonomi, haruslah komprehensif.
Menurut Bambang, andil sektor pertanian tersebut sebagaimana data yang dirilis Badan Pusat Statistik (BPN) soal pertumbuhan ekonomi ?Indonesia pada kuartal I 2019 sebesar 5,07% YoY. Tercatat, pertumbuhan PDB di sektor pertanian pada kuartal ini positif atau mengalami peningkatan dengan kontribusi sebesar1,81%.
"Pertumbuhan ekonomi Indonesia kuartal I 2019 terhadap kuartal sebelumnya diwarnai faktor musiman. Sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan tercatat tumbuh ekspansif sebesar 14,10%," kata Kepala BPS, Suhariyanto di Jakarta Senin, (6/5).
Pertumbuhan kuartal I 2019 terhadap kuartal sebelumnya sebesar 14,10% ini, sektor pertanian tumbuh lebih besar dari sektor kehutanan dan perikanan. Yakni sektor pertanian tumbuh 19,67%, sektor kehutanan malah pertumbuhannya minus 10,58 dan sektor perikanan hanya bisa tumbuh 1,85%.
Lebih lanjut Bambang menyayangkan melihat kontribusi sektor pertanian terhadap pertumbuhan PDB hanya dilihat dari PDB sub sektor tanaman pangan. Padahal, sektor lainnya tumbuh lebih besar salah satunya sektor peternakan mampu tumbuh 7,95% YoY atau lebih tinggi dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 3,94% YoY.
"Lagi pula, sangat dangkal analisasinya menilai kinerja sektor pertanian hanya di kuartal I 2019 saja. Lihatlah kenaikan PDB sektor pertanian dari tahun ke tahun sebagai indikator keberhasilan pembangunan pertanian," ujarnya.
Buktinya, Selama periode 2013-2017, akumulasi tambahan nilai PDB sektor pertanian yang mampu dihasilkan mencapai Rp1.375 triliun atau naik 47% dibandingkan dengan tahun 2013. Selanjutnya, pada tahun 2018 ini, nilai PDB mencapai Rp395,7 triliun dibandingkan Triwulan III tahun lalu yang hanya Rp 375,8 triliun.
Selain tumbuh positif, sambung Bambang, peran sektor pertanian dalam pertumbuhan ekonomi nasional juga semakin penting dan strategis, hal ini terlihat dari kontribusinya yang semakin meningkat. Pada tahun 2014, Sektor Pertanian (termasuk kehutanan dan perikanan) berkontribusi sekitar 13,14% terhadap ekonomi nasional dan pada tahun 2017 meningkat menjadi 13,53%.
"Kalau diperhitungkan dengan industri agro dan penyediaan makanan dan minuman yang berbasis bahan baku pertanian, kontribusinya bisa mencapai 25,84%. Dan ini berdampak pada perekonomian skala nasional," katanya.