Jakarta, Gatra.com - Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah menilai rencana pemindahan ibukota negara ke luar Pulau Jawa kurang pas.
Fahri lalu menceritakan awal mula pemilihan Jakarta sebagai ibukota negara di era Presiden Soekarno. Pada tahun 1961, presiden pertama Indonesia itu berkunjung ke Washington D.C, ibukota Amerika Serikat. Lalu, ia meniru konsep Washington D.C untuk diterapkan di Jakarta.
Kata Fahri, luas ibukota AS itu hanya 16 x 10 kilometer. Itu setara dengan jarak dari kantor parlemen di Senayan ke Istana Negara.
“Jakarta ini peninggalan Bung Karno. Disebut daerah khusus itu kan UU tahun 1961, sepulang Bung Karno dari Amerika,” ujarnya.
Namun, kalau pemerintah bersikeras ingin merelokasi ibukota dari Jakarta, ia menyarankan lokasinya tak terlalu jauh dari ibukota lama. Menurutnya, Kepulauan Seribu adalah pilihan yang pas, serta sesuai dengan konsep negara maritim yang digaungkan pemerintah.
“Dulu Pak Harto mau bikin ke Jonggol tapi kan Jonggol sudah gagal. Usul saya mumpung ini ada konsep maritim, pindahin aja ke pinggir, dekat-dekat, Kepulauan Seribu,” pungkasnya.