Sri Lanka, Gatra.com – Sekolah-sekolah di Negombo, Sri Lanka kembali dibuka pada hari Senin (6/5). Setelah sebelumnya sempat diliburkan pasca serangan bom bunuh diri.
Seperti dilansir dari Al-Jazeera, Senin (6/5), dibukanya kembali sekolah-sekolah itu memang telah menunjukkan bahwa keamanan di Negombo telah meningkat. Meski begitu, pemerintah tetap memberlakukan jam malam untuk mengantisipasi keamanan di sana.
“Polisi dan tentara menyisir lokasi sekolah dan daerah-daerah di sekitarnya. Untuk memastikan bahwa anak-anak akan aman saat mereka kembali ke sekolah.” Kata Ruwan Gunakesera, juru bicara Kepolisian.
Sebelumnya, ketegangan di Negombo sempat meningkat, setelah terjadinya konflik agama antara etnis Sinhala dan Muslim terjadi. Hal itu terjadi karena adanya serangan bom bunuh diri di beberapa tempat di daerah itu, seperti di Gereja Santo Sebastian dan di Hotel Shangri-La. Sedikitnya 257orang tewas dalam ledakan itu.
Selain memberlakukan jam malam, pemerintah juga memperketat keamanan dengan pembatasan visa. Itu dilakukan karena saat diperiksa, sekitar 200 cendikiawan Muslim masih menggunakan visa yang telah habis masa berlakunya.
“Mempertimbangkan situasi saat ini di negara ini, kami telah meninjau sistem visa dan mengambil keputusan untuk memperketat pembatasan visa bagi para guru agama.” jelas Menteri Dalam Negeri, Vajira Abeywardena.