Jakarta, Gatra.com - Sebuah pernyataan baru yang cukup mengejutkan dikeluarkan pihak Boeing bahwa pabrik pesawat terbang asal Amerika Serikat tersebut sudah mengetahui adanya masalah pada pesawat Boeing 737 Max sebelum kejadian kecelakaan Lion Air yang menewaskan seluruh penumpangnya, Oktober 2018 di Perairan Karawang, Jawa Barat. Meskis udah mengetahui ada masalah, namun pihak Boeing tidak melakukan apapun untuk mengatasi masalah tersebut.
Dilansir dari CNN.com, pihak Boeing mengakui, bahaw sistem peringatan yang seharusnya menjadi fitur standar di pesawat jenis Max ternyata tidak dioperasikan di seluruh pesawat.
Dalam rilis yang dikeluarkan oleh pihak Boeing pada Minggu (05/05) menjelaskan betapa kacaunya alur waktu yang menunjukkan butuh waktu yang lama bagi sebuah perusahaan untuk bisa mengetahui ada sebuah problem hingga kemudian memutuskan aksi untuk memperbaiki masalah tersebut.
Pada statement tersebut juga dijelaskan bahwa pihak Boeing memandang masalah software tersebut 'tidak membawa dampak yang buruk bagi keamanan pesawat maupun pada operasional maskapai'.
Belum diketahui apakah malfungsi sistem peringatan pada pesawat Max adalah penyebab utama dari kecelakaan Lion Air dan juga Ethiopian Airlines, yang total telah menewaskan 346 penumpang. Namun, sebenarnya sistem peringatan itu bisa menyampaikan kepada pilot bahwa ada malfungsi yang terjadi pada sensor tersebut.
Pada kedua kecelakaan tragis tersebut, investigasi awal menyebutkan bahwa ada kesalahan data dari sistem sensor Angle of Attack (AOA) yang menyebabkan software anti stall yang disebut MCAS malah makin menurunkan hidung pesawat dan sulit dikendalikan oleh pilot.
Pihak Boeing menyebutkan bahwa jajaran petinggi Boeing dan FAA tidak mengetahui hal ini hingga kemudian terjadilah kecelakaan Lion Air. Dan bahkan meski sudah terjadi kecelakaan Lion Air, baik pihak FAA maupun Boeing tetap tidak ambil tindakan atau campur tangan terhadap masalah yang dialami Max hingga kemudian kecelakaan kedua yang menimpa Ethiopian Airlines terjadi.
Sejak saat itu, barulah pemerintahan Presiden Trump mengambil langkah untuk grounded semua armada Boeing 737 Max yang kemudian menyebabkan masalah keuangan dan logistik 3 maskapai utama di Amerika Serikat. Hingga saat ini, Boeing menyatakan masih terus memperbaiki masalah yang terjadi pada armada Max-nya.