Home Teknologi Wagub NTT: Satgas Bencana Perlu Persiapkan Masyarakat Hadapi Bencana

Wagub NTT: Satgas Bencana Perlu Persiapkan Masyarakat Hadapi Bencana

Kupang, Gatra.com - Wakil Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT), Drs. Josef Nae Soi, meminta aparat penanggulangan bencana agar berada di garis terdepan dalam melakukan mitigasi dan penanganan bencana. Semangat tangguh harus bisa diwujudnyatakan dalam  mengurangi dan meniadakan kefatalan resiko bencana sesuai amanat Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2007 tentang Penanggulangan Bencana.

"Tugas Anda sangat luar biasa. Bila anda banyak selamatkan jiwa manusia dan harta benda selama hidup di dunia, saya sangat yakin Anda semua akan masuk surga. Bekerja dengan sungguh-sungguh, bekerja dari hati,  dengan otak dan hati bukan hanya  dengan otak dan otot,” kata Wagub Nae Soi dalam arahannya saat membuka  kegiatan Penguatan Kelembagaan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) tingkat Provinsi NTT di Hotel Neo Aston, Senin (6/5). 

Menurut Wagub Nae Soi, NTT sebagai daerah rawan bencana karena letak topografi dan letak geografisnya, membutuhkan kader-kader  tangguh. Aparatur Penanggulangan Bencana yang siap siaga dalam menghadapi bencana. 

Bencana memang tidak bisa dihindari, butuh upaya mitigasi yang bagus. Mempersiapkan diri dengan sungguh-sungguh agar selalu waspada. Wagub meminta agar aparatur penanggulangan bencana melakukan rencana aksi terutama upaya preventif, melakukan pelatihan-pelatihan terhadap masyarakat dalam menghadapi situasi bencana. 

“Ukuran (kesiapsiagaan) kita dalam bencana, begitu bencana kita langsung tanggap.  Tidak butuh waktu lama, begitu dengar ada bencana, satu jam kemudian langsung melakukaan langkah-langkah cepat dalam melakukan tanggap darurat. Bapak-ibu kader bencana menjadi garda terdepan dalam upaya fase tanggap darurat. Ini kerja kemanusiaan yang luar biasa. Jadi, kalau ditempatkan ke Badan Bencana, tidak boleh anggap itu sebagai tempat buangan,” kata  Josef Nae Soi.

Lebih lanjut, Wagub meminta agar BPBD untuk melakukan analisis Strengths/Kekuatan, Weaknesses/Kelemahan, opportunities /Kesempatan, Threat/Ancaman (SWOT). Dari analisis tersebut, harus lahirkan perencanaan aksi dan langkah-langkah konkret.  

Wagub secara khusus mengharapkan agar BPBD  menaruh perhatian secara serius tehadap para penyandang disabilitas.  Memberi pelatihan khusus agar mereka juga dapat mengetahui situasi bencana serta dapat  menyelamatkan diri saat terjadi bencana. 

Dua minggu yang lalu, Josef bercerita tentang para penyandang disabilitas yang membacakannya puisi, meski pun mereka tidak bisa mendengar. 

Karena itu ia meminta, dari BPBD atau BNPB buat alat yang bisa bantu dengarkan alarm, tanda bencana. "Bayangkan kalau ada ada alarm tsunami, tapi saudara-saudara kita yang tuli, tidak bisa mendengarnya.  Begitu pun dengan saudara-saudari kita, penyandang disabilitis lainnya, kita harus memikirkan bagaimana supaya mereka juga menyelamatkan diri saat bencana,” kata Wagub Josef Nae Soi.

Sementara itu, Sekretaris BPBD Provinsi NTT, Ambrosius Kodo, dalam laporannya mengungkapkan tujuan kegiatan tersebut adalah untuk mensinerjikan perencanaan program kegiatan manajemen penanggulangan bencana secara terpadu. Juga untuk sinkronisasi perencanaan dan pelaksanaan kegiatan di tingkat provinsi dan kabupaten/kota se-NTT.

“Pertemuan ini diharapkan dapat menghasilkan penanganan bencana yang cepat dan tepat. Juga adanya  perumusan langkah-langkah konkret yang harus dilakukan dalam menghadapi bencana di NTT ke depannya,” jelas Ambros dalam laporannya.

Kegiatan ini berlangsung selama dua hari dari tanggal 6 sampai dengan 7 Mei 2019. Melibatkan BPBD Provinsi, BPBD Kabupaten/Kota se-NTT, lembaga mitra pembangunan dan lembaga agama. Hadir pada acara ini, pejabat dari BNPB, Ahmad Abdul Gani, Kepala BPBD NTT, Karo Humas dan Protokol NTT dan undangan lainnya.

354