Semarang, Gatra.com - Gubernur Jawa Tengah (Jateng) Ganjar Pranowo melantik dan mengambil sumpah delapan pejabat tinggi pratama di lingkungan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jateng di Semarang, Senin (6/5). Bila dalam satu tahun dianggap tidak mampu mengemban tugas mereka harus siap mundur.
Dari delapan pejabat yang dilantik, dua di antaranya kepala sekolah dan camat. Mereka adalah Kepala SMKN Bawen Kabupaten Semarang, Jumeri (yang dilantik sebagai Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng) dan Camat Kedungbanteng, Kabupaten Tegal, Imam Maskur (yang diangkat menjadi Kepala Biro Kesejahteraan Rakyat).
Adapun enam pejabat yang lain adalah Wisnu Zaroh (Kepala Badan Kepegawaian Daerah/BKD Jateng), A.R Hanung Triyono (Kepala Dinas Pekerjaan Umum, Bina Marga, dan Cipta Karya Jateng), Eko Yunianto (Kepala Dinas Pekerjaan Umum Sumber Daya Air dan Penataan Ruang), Fendiawan Tiskiantoro (Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan/DKP Jateng).
Retno Sudewi (Kepala Dinas Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Provinsi Jateng/DP3AKB), dan Kawuri (Kepala Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu/DPMPTSP Jateng).
Ganjar Pranowo mengatakan, seorang kepala SMKN dan camat bisa menduduki jabatan tinggi pratama di lingkungan Pemprov Jateng merupakan konsekuensi dari penerapan lelang jabatan yang diberlakukan. Lelang jabatan ini telah diberlakukan sejak 2013 yang memberikan kesempatan bagi siapa pun yang memenuhi persyaratan untuk mendaftarkan diri.
“Saya tidak mengetahui dan tidak kenal dengan para calon mendaftar. Panitia seleksi yang menyeleksi para calon,” katanya. Menurut Ganjar, yang terpenting, para pejabat yang dilantik memiliki integritas dan kompetensi yang bagus sehingga bisa bekerja dengan baik.
Lebih lanjut, Ganjar menyatakan telah mengontrak para pejabat baru yang dilantik tersebut selama satu tahun untuk dilakukan evaluasi. “Selama setahun mereka harus memastikan yang dikerjakan benar. Kalau tidak, harus siap mundur. Kalau ada catatan dari saya atau komplain dari masyarakat yang membuat mereka harus mudnur, ya harus siap mundur. Ini akan menjadi tradisi,” katanya.
Sementara itu, Imam Maskur dan Jumeri mengungkapkan bersyukur mendapat amanat menjabat sebaga pejabat tinggi pratama di Pemprov Jateng. Meski cukup berat, keduanya akan membuktikan bahwa mereka mampu mengemban jabatan tersebut dengan sebaik-baiknya.
“Saya akan berusaha menjalankan amanat ini dengan bekerja semaksimal mungkin demi kemajuan Jateng. Bila dalam waktu satu tahun memang tidak memenuhi syarat, saya siap mengundurkan diri,” kata Imam, yang diamini Jumeri.