Jakarta, Gatra.com - Komisioner Komisi Pemilihan Umum (KPU), Pramono Ubaid Tantowi menjelaskan beberapa kendala yang dihadapi dalam proses pemilihan umum (pemilu) luar negeri. Menurutnya, tingkat partisipasi Warga Negara Indonesia (WNI) dalam pemilu di luar negeri masih rendah. Sebab, mereka mengalami masalah yang rumit dalam hal perizinan.
"Jadi memang di luar negeri tingkat partisipasinya tidak bisa disandingkan dengan yang di dalam negeri. Proses untuk datang ke TPS (tempat pemungutan suara) lebih kompleks dari luar negeri," jelasnya di Gedung KPU Pusat, Jakarta, Minggu (5/5).
Lebih lanjut, Mantan Ketua Bawaslu Banten ini menambahkan, beberapa WNI yang dikirimi surat suara via pos justru tidak mengembalikan surat suaranya. Yang ada, mereka menjadikan kertas itu sebagai kenang-kenangan.
"Ada juga sebagian warga kita itu yang sudah lama tinggal di luar negeri itu ketika dikirim surat suara lewat pos, itu bukannya dikirim balik ke PPLN (Panitia Pelaksana Luar Negeri) tapi malah dibingkai dan ditaruh di rumah. Malah kenang-kenangan, aneh-aneh memang di luar negeri " ungkapnya.
Kejadian tersebut membuat perolehan suara di luar negeri tidak maksimal karena adanya ketidak-sahan, serta kurang sadarnya pemilih terkait pentingnya memberikan suara.
Ketua PPLN Hongkong, Suganda membenarkan banyak kejadian unik pada penyelenggaran pemilu di luar negeri. Ia bercerita pernah menerima surat suara yang disobek dan dikirim kembali ke PPLN.
"Kalau lewat pos lebih lucu-lucu. Ada yang disobek kolom pesertanya itu yang dikirim ke kita. Kejadian seperti itu banyak. Respons dari pemilih kita itu, mereka dari Jawa Timur dari Jawa Tengah kok milihnya Jakarta," ujarnya.
Hampir serupa, PPLN Bandar Seri Begawan, Brunei Darussalam, Ahmad Dhofir juga menemukan kejadian unik. Dalam kertas surat suara pemilihan legislatif ia menemukan telah dicoret dan ditulisi oleh pemilih.
"Kami menemukan satu surat suara yang ditulisi 'ora kenal kabeh' walaupun di sini sudah dipampang sebesar mungkin dan sosialisasi caleg. Tapi mungkin karena WNI di sana jarang melihat tv juga jadi informasi tidak sampai," Jelas Dhofir.