Semarang, Gatra.com - Menjelang Ramadan, bawang putih naik sangat signifikan. Pedagang di sejumlah pasar di Semarang mengeluhkan kenaikan harga sejumlah bahan makanan. Di Pasar Johar dan Peterongan, misalnya, kenaikan harga seperti bawang putih, membuat penjualan sepi pembeli.
"Harganya sekarang Rp80 ribu per kilogram. Jadinya sepi pembeli, kulakaannya juga cuma sedikit. Sayang uang modalnya, kalau cuma kulakan bawang," kata Nanik, salah satu pedagang di Pasar Peterongan Semarang, Minggu (5/5)
Nanik yang selam,a 16 tahun berjualan di Pasar Peterongan, menyatakan bahwa setiap menjelang hari besar, atau libur panjang harga bahan makanan selalu naik. "Kalau bawang merah masih sama, Rp35 ribu. Katanya stoknya kosong susah carinya. Dari sana sudah mahal harga kulakannya," katanya.
Senada dengan itu, Jumarni, salah satu pedagang di Pasar Johar juga mengakui penjualan di kiosnya menurun setelah adanya adanya kenaikan harga bawang putih. "Padahal, bawang adalah bumbu utama dalam segala masakan yang dibutuhkan oleh ibu-ibu," kata Jumarni.
Kepala Kantor Perwakilan BI Jawa Tengah, Soekowardoyo, mengatakan bahwa inflasi kelompok bahan makanan menjadi kontributor utama iniflasi bulanan di Jawa Tengah. Bawang merah memberikan andil inflasi sebesar 0,177 persen, akibat masa paceklik.
Kemudian bawang putih memberikan andil inflasi sebesar 0,162 persen sebagai dampak penurunan pasokan akibat kebijakan impor Pemerintah. "Tahun ini, saat masuk Ramadan dibarengi dengan kenaikan bawang putih. Kami sangat berharap pemerintah membuka impor bawang putih dan cepat di distribusikan ke Jawa Tengah," kata Soekowardoyo, Sabtu (4/5)
Soeko berharap, dalam waktu dekat harga kebutuhan pokok di Jawa Tengah bisa turun dan terkendali, sehingga mengurangi gejolak harga, dan inflasi saat Ramadan berada di angka yang rendah.
"Di Jawa Tengah itu saat Ramadan dan Lebaran inflasinya 0,4 hingga 0,7 persen. Itu jika tidak terjadi gejolak harga," katanya.