Surabaya, Gatra.com - Rapat Pleno Terbuka Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sampang, Madura, Jawa Timur (Jatim), Kamis (2/4) malam, yang dilgelar di Gedung Olahraga Sampang diwarnai kericuhan. Sejumlah orang terpaksa diamankan polisi saat terjadi kekacauan tersebut.
Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Sampang, Syamsul Muarif mengatakan insiden itu terjadi lantaran ada selisih perolehan suara. Melihat ini, saksi capres dan PPK naik pitam. "Sekarang sudah aman dan tidak berkepanjangan. Perekapan masih terus berlangsung," katanya.
Insinden itu bermula dari saksi kedua calon presiden saling adu argumen dan mengkritik data yang dibacakan PPK Kadungdung tidak sinkron. Melihat ini, saksi 02 Prabowo-Sandiaga Uno mendesak untuk membaca ulang hasil perolehan hingga dengan cara membuka ulang kotak suara.
Saat dilakukan pembukaan DA1 untuk dicocokkan dengan perolehan suara Prabowo, saksi 02 tidak meladeni. Ia bersikukuh tak mau mengisi form DB2 sebagai tanda keberatan. Saksi Prabowo menilai sikap tersebut sarat dengan kecurangan.
Saksi Prabowo naik pitam, kemudian menendang dan melempar kursi yang juga diikuti saksi lain. Rapat pleno sejenak berhenti. Polisi masuk ke area perekapan dan mengamankan dua orang yang diduga menjadi otak pelaku kericuhan.
Menurut Kepala Kepolisian Resor Sampang, AKBP Budhi Wardiman yang ada dilokasi, ikut meredakan suasana yang hampir berlanjut dengan main jotos. Saksi dari masing-masing kubu sempat diamankan sebelum kemusian dikembalikan untuk melanjutkan rapat.
"Bentrok fisik tidak sampai terjadi, mereka hanya cekcok adu mulut," kata Humas Polres Sampang Ibda Puji Eko Walujo, Jumat (3/5).
Reporter: Muhammad Rizky
Editor: Bernadetta Febriana