Home Politik Aktivis ‘98: Ubah Stigma Politik Moral

Aktivis ‘98: Ubah Stigma Politik Moral

Jakarta, Gatra.com - Aktivis ‘98 yang juga pengamat politik Indonesia, Ray Rangkuti menyampaikan bahwa telah terjadi pergeseran makna politik moral di tengah masyarakat. Sebelumnya dia memaparkan bagaimana pentingnya para aktivis ‘98 untuk ikut andil dalam roda pemerintahan dalam diskusi publik bersama para aktivis ‘98 lainnya di Jakarta, Jumat malam (3/5).

Menurutnya sudah saatnya meluruskan kembali makna tersebut kedalam arti yang sesungguhnya. Dia mengatakan pengertian politik moral itu perlu direvisi ulang dengan gambaran yang berbeda dengan apa yang sudah menjadi stigma di masyarakat.

“Jika selama ini politik moral artinya tidak berkuasa atau tidak memiliki kekuasaan, saya fikir era sekarang itu pengertiannya bukan tidak berkuasa, tetapi memanfaatkan kekuasaan bagi kepentingan publik. itu yang saya sebut sebagai politik moral,” ujarnya saat ditemui usai menghadiri diskusi publik para aktivis ‘98 di Jakarta (3/4).

Ray menambahkan jika politik moral itu terjadi ketika seseorang memperjuangkan seluruh kekuasaan yang ada pada dirinya untuk kesejahteraan dan kepentingan rakyat itu juga merupakan dalam kategori politik moral.

Dia menjelaskan bahwa selama ini stigma yang berkembang di masyarakat tentang politik moral adalah hasil bentukan zaman orde baru, yang mana menghambat para aktivis ‘98 untuk terlibat aktif kedalam pemerintahan.

“Jadi yang selama ini menjadi hambatan di kawan-kawan aktivis ‘98 untuk tidak masuk ke politik praktis sejatinya sudah harus diubah, karena yang dinamakan politik moral tidak masuk kekuasaan itu untuk menjawab stigma yang dibangun oleh orba, bahwa aktivis yang mengkritis orba tetapi ujungnya malah minta kekuasaan,” pungkas Ray.

Oleh karena hal tersebut, maka munculah antitesa yang mengatakan politik moral adalah sekedar tindakan mengkritisi saja dan tidak untuk berkuasa sehingga banyak aktivis yang enggan untuk masuk kekuasaan.

575