Jakarta, Gatra.com - Lari saat ini bukan hanya dimanfaatkan sebagai kebutuhan akan kebugaran tubuh tapi bagi sebagian orang juga sudah menjadi gaya hidup. Dalam berlari terutama soal marathon tentunya tidak boleh sembarangan, sebab justru bisa menyebabkam pelari cedera.
Para trainer dan ahli kesehatan membagi ilmunya dihadapan orang yang datang ke acara Road to Maybank Bali Marathon di restoran Three Bums, Jalan Senopati, Jakarta, Jumat (3/5).
Ahli fisioterapis dari Cardia Pilates, Andree mengemukakan bahwa banyak kasus orang yang keras kepala dan ingin terus lari. "Mereka ketagihan, padahal badan kita itu butuh istirahat," ujarnya
Menurutnya jika sedang mengikuti program latihan atau berada dalam komunitas lari, pasti ada rest daynya. "Karena kalau tidak, otot akan seperti dihajar terus terus kaku," katanya. Andree berpendapat jika hal seperti itu dilakukan terus justru bisa menyebabkan cedera.
Sementara itu, trainer lari, Andriyanto, mengungkapan, bahwa marathon merupakan olahraga lari yang jauh dan lebih kompleks dibanding lari jarak pendek. Maka darinitu diperlukan juga latihan. "Itu sebabnya banyak oramg kalau keliru latihannya, untul latihan marathon dia keliru, maka dia akan sulit untuk berhasil," ujar Andriyanto
Menurutnya latihan lari marathon yang baik adalah latihan yang menyesuaikan dengam kondisi pelarinya. Bukan yang dipaksa dengan program tertentu. "Kita sudah buat programnya tetapi pada pelaksanaannya nanti kita akan sesuaikan dengan kondisi para pelari," katanya
"Jadi kalau teman-teman mau mengukur kesuksesan marathon itu sebetulnya sederhana, berangkat dari latihan!" pungkasnya.