Jakarta, Gatra.com - Perkumpulan Aktivis ‘98 alias para mahasiswa dan aktivis masa reformasi 1998 yang menurunkan Orde Baru dari panggung politik Indonesia membicarakan proyeksi para pelaku sejarah ini untuk segera bergabung dengan kabinet era kepemimpinan periode selanjutnya.
Menurut pendiri organisasi Lingkar Madani (LIMA), yang juga merupakan aktivitis ‘98, Ray Rangkuti mengatakan setidaknya terdapat 3 alasan mengapa mereka pantas diikutsertakan dalam pemerintahan. Alasan pertama adalah takdir sejarah. Karena menurutnya siklus era pemerintahan 20 tahunan berlaku di Indonesia. Dan pada tahun 2019 ini merupakan saatnya perubahan dimana tahun ini merupakan 21 tahun sudah masa reformasi berlangsung.
“Usia, kematangan, partisipasi mereka sudah cukup matang. Apalagi sebelumnya mereka sudah mulai aktif di kegiatan politik legislatif khususnya di daerah dan sebagainya. Itu saya sebut faktor alami, faktor sejarah dan takdir sejarah,” ujarnya diskusi publik dengan tajuk ‘Sudah Siapkah ‘98 Menjaga Pemerintahan dan Demokrasi Dari Dalam?’ di Kemang Utara, Jakarta (3/5).
Alasan kedua yaitu terkait kontinuitas. Menurutnya perlu ada yang melanjutkan perjuangan reformasi untuk kedepannya. Dengan kehadiran para aktivis di kabinet, diharapkan dapat menjembatani keterpisahan yang telah terjadi soal perjuangan reformasi yang semakin tergerus.
“2024 kita tahu semua pemain baru, kalau kemudian tidak ada yang menceritakan pengalaman-pengalaman ‘98, itu berarti pengalaman baru yang kita kelola ini terputus dengan semangat yang dikelola pada tahun ‘98”, kata Ray.
Kemudian alasan ketiga adalah karena para aktivis ‘98 akan mengubah kultur politik baru. Menurut Ray, kultur yang selama ini berlangsung belum sepenuhnya menggambarkan era reformasi yang diharapkan. “Bisa kita perhatikan ciri khasnya tidak sensitif dengan isu-isu HAM, dialog perbedaan, dan lain-lain,” pungkasnya
Karena 3 pandangan itu, Ray menegaskan bahwa kehadiran para aktivis ‘98 khususnya di badan eksekutif atau pemerintahan menjadi penting dan signifikan dalam membangun keberlangsungan pemerintahan Indonesia kedepannya.
Aktivis 98’ lainnya yang juga merupakan kader partai Hanura, Wahab Talaohu juga turut memberikan tanggapan terkait hal tersebut. Dia mempunyai alasan ideologis bahwa pemerintahan Jokowi adalah pemerintahan yang senafas dan sejalan dengan cita-cita reformasi. “Dimana para aktivis 98 secara kolektif memiliki visi dan semangat perjuangan yang sama dengan gagasan Jokowi-Amin,” imbuhnya.
Selain itu, alasan lain peran aktivis ‘98 menjadi penting untuk masuk ke dalam pemerintahan adalah untuk memastikan agenda-agenda reformasi yang belum diselesaikan oleh pemerintahan Jokowi-JK. “Dengan adanya aktivis 98 di pemerintahan Jokowi-Maruf kelak tentu ini menjadi solusi untuk menyelesaikan agenda reformasi yang mungkin tertunda,” kata Wahab.