Cape Canaveral, Gatra.com - Dua minggu pasca kecelakaan dalam uji darat kapsul awak barunya, Space Exploration Technologies Corp atau SpaceX mengkonfirmasi bahwa kendaraan itu sudah dihancurkan. Namun, baik SpaceX maupun pelanggan utamanya, NASA enggan mengakui secara terbuka mengenai peristiwa tersebut.
Sebagai gantinya, Wakil Presiden SpaceX, Hans Koenigsmann, terus menyebut kecelakaan itu hanya sebagai ‘anomali’, yang merupakan jargon dalam dunia industri sains ketika ada masalah.
Kecelakaan pada 20 April terjadi di Stasiun Angkatan Udara Cape Canaveral saat SpaceX akan menguji delapan pendorong darurat yang dirancang untuk mendorong kapsul bernama Crew Dragon, untuk keselamatan dari atas roket jika terjadi kegagalan peluncuran.
"Sebelumnya kami ingin menembakkan (pendorong), ada ‘anomali’ dan kendaraan hancur. Namun tidak ada yang terluka. Seperti biasa, SpaceX sudah mengambil semua langkah keamanan sebelum tes ini,” kata Koenigsmann dalam konferensi pers di Kennedy Space Center NASA, dikutip dari Reuters, Jumat (3/5).
Ketika didesak tentang kecelakaan itu, Koenigsmann menolak mengatakan apakah ada ledakan atau kebakaran. NASA juga menolak untuk menggambarkan kecelakaan itu.
Sebuah video bocor saat kecelakaan itu terjadi, menunjukkan kapsul meledak berkeping-keping dan dikelilingi oleh kabut asap. Dalam sebuah memo internal, seorang kontraktor NASA yang tidak ingin disebut namanya, mengakui bahwa video tersebut menjadi bukti otentik kecelakaan tersebut. Informasi ini didapat dari surat kabar Orlando Sentinel.
Keengganan SpaceX untuk menggambarkan secara gamblang apa yang terjadi pada kapsul itu tidak sesuai dengan sejarah panjang NASA tentang kecelakaan yang melibatkan manusia dalam program pesawat luar angkasa.
Crew Dragon telah dijadwalkan untuk membawa astronot Amerika Serikat, Bob Behnken dan Doug Hurley ke stasiun ruang angkasa dalam misi uji coba pada bulan Juli mendatang. Kecelakaan yang terjadi pada April membuat beberapa halangan pada desain kendaraan dan kemungkinan akan menunda peluncuran pada akhir tahun atau awal tahun 2020.
"Ini tentu bukan berita bagus untuk jadwal keseluruhan, tapi saya harap kami bisa pulih," lanjut Koenigsmann.
Kendaraan yang hancur adalah salah satu dari enam kapsul yang dibuat dan diproduksi terlambat oleh SpaceX. Sebelumnya roket Falcon 9 diluncurkan tanpa awak ke stasiun ruang angkasa pada Maret untuk waktu kunjungan enam hari sebelum kembali ke Bumi. Roket tersebut jatuh dengan aman di laut atlantik.
Koenigsmann mengatakan data awal menunjukkan kecelakaan itu terjadi selama aktivasi pendorong darurat, atau disebut sistem SuperDraco oleh SpaceX. "Kami tidak punya alasan untuk percaya ada masalah dengan SuperDracos sendiri," kata Koenigsmann, menambahkan bahwa mesin telah diuji hampir 600 kali sebelumnya
NASA telah memberikan dana sebesar $ 6,8 miliar kepada SpaceX dan saingannya Boeing Co untuk mengembangkan sistem kapsul terpisah untuk menerbangkan astronot ke luar angkasa. Namun sejauh ini, kedua perusahaan telah menghadapi tantangan teknis dan penundaan.