Jambi, Gatra.com - Pembangunan Infrastruktur Pembasahan Gambut (PIPG), Revegetasi dan Revitalisasi Ekonomi Masyarakat di Kabupaten Muaro Jambi, Badan Restorasi Gambut (BRG) telah membangun 108 sekat kanal dan 47 unit sumur bor di Kabupaten Muaro Jambi.
Kedeputian II BRG, Zulfikar Ali mengatakan, pada 2019 ini akan dibangun 53 sekat kanal dan 30 unit sumur bor. BRG juga telah melaksanakan kegiatan revegetasi atau penanaman kembali lahan 25 hektar lahan gambut yang rusak.
"Sebanyak 13 paket bantuan revitalisasi ekonomi juga telah diberikan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi masyarakat di Kabupaten Muaro Jambi. Kegiatan di Muaro Jambi sejauh ini telah berhasil melibatkan 36 kelompok masyarakat atau kurang lebih 540 masyarakat. Diantaranya Kegiatan BRG di Desa Seponjen dan Desa Sungai Bungur, Desa Seponjen dan Desa Sungai Bungur masuk ke dalam Kecamatan Kumpeh, Kabupaten Muaro Jambi," kata Zulfikar, Jumat (3/5).
Kedua desa ini, lanjut Zulfikar, merupakan desa target restorasi BRG pada tahun 2018 yang termasuk ke dalam desa penyangga Taman Hutan Raya (Tahura) Orang Kayo Hitam seluas 18.271 hektar. Keduanya juga sudah didampingi melalui Program Desa Peduli Gambut pada tahun 2017.
Sebagian besar wilayah Desa Seponjen dan Desa Sungai Bungur merupakan lahan-lahan gambut dalam yang berbatasan dengan Taman Nasional Berbak–Sembilang.
"Desa-desa inilah yang menjadi garda terdepan dalam proteksi lahan gambut yang berada di sekitar Tahura Orang Kayo Hitam terutama berkaitan dengan pemulihan lahan gambut dan pencegahan kebakaran lahan gambut," kata Zulfikar.
Kegiatan restorasi gambut oleh BRG di wilayah Jambi dilaksanakan secara swakelola yang melibatkan kelompok masyarakat yang terdiri dari masyarakat desa target restorasi. Tujuannya adalah untuk meningkatkan keterlibatan masyarakat dalam penjagaan lahan gambut agar tidak terbakar maupun dibakar dan memahami peran penting lahan gambut bagi dunia.
Pembangunan sekat kanal di Desa Seponjen, sejak tahun 2017–2018 telah dibangun 47 unit sekat kanal di Desa Seponjen yang bertujuan untuk menjaga tinggi muka air dan mencegah lahan gambut kering. Terdapat empat kelompok masyarakat (pokmas) yang secara gotong royong membantu realisasi sekat kanal, yakni Kelompok Masyarakat Karya Gambut, Kelompok Masyarakat Berkah Alam,Kelompok Masyarakat Gambut Raya, dan Kelompok Masyarakat Gambut Tahura
Jenis sekat kanal yang dibangun di daerah ini merupakan sekat kanal dengan pelimpas atau spillway. Dipilih karena ruas kanal yang ada di Desa Seponjen merupakan parit yang masih dimanfaatkan masyarakat sebagai jalur transportasi untuk mencari ikan atau mengangkut hasil kebun.
"Sekat kanal yang dibangun adalah sekat mati dengan tujuan pengembalian fungsi gambut seperti semula dan konservasi air pada lahan gambut. Model sekat kanal dengan pelimpas atau spillway ini juga bertujuan agar lahan masyarakat tidak dibanjiri oleh air gambut, namun hanya menjaga ketinggian muka air 40 cm di bawah permukaan tanah," ujarnya.
Pembangunan sekat kanal di Desa Seponjen tahun 2019 akan dilanjutkan sebanyak 13 sekat kanal di wilayah Tahura Orang Kayo Hitam.
Kegiatan lainnya yang telah dilaksanakan di Desa Seponjen ini yaitu revegetasi pada wilayah bekas terbakar di Taman Hutan Raya Orang Kayo Hitam seluas 25 hektar dengan jenis tanaman endemik kawasan gambut berupa jelutung rawa, pulai rawa, dan gelam.