Semarang, Gatra.com - Sebanyak 390 perlintasan kereta api di wilayah Daop 4 Semarang PT KAI, meliputi, Semarang, Ambarawa, Kendal, Batang, Pekalongan, dan Tegal, belum ada palang pintu ataupun rambu-rambu. Hal itu menjadikan perlintasan sebidang tersebut rawan kecelakan.
Deputy Executive Vice President PT KAI Daop 4 Semarang, Daniel Johannes Hutabarat, mengatakan bahwa dari 462 perlintasan, hanya 72 perlintasan yang sudah dijaga atau diberikan palang pintu.
"Selebihnya tidak di jaga. Setiap Tahun kita berusaha menutup perlintasan tersebut. Itu kewajiban sebagai operator. kita ada target tahun ini membuat palang pintu 10 perlintasan. sampai sekarang baru dapat 7," kata Daniel, saat pemasangan rambu-rambu Gerakan Nasional Selamat di Perlintasan Kereta Api Nawangsari, Wleri, Kabupaten Kendal, Jumat (3/5)
Daniel mengaku, sebagai operator sangat miris jika melihat terjadi kecelakaan di persimpangan kereta api. "Maka, harus sepakat semua, tidak ada lagi kecelakaan di perlintasan sebidang. Aturannya tidak boleh ada lagi perlintasan sebidang. Kalau sekarang, upaya kita ya menutup jalan, dan mengalihkan perlintasan yang ada penjaga dan alatnya," kata Daniel
Ia mengimbau masyarakat untuk selalu mematuhi aturan di perlintasan kereta api. Terlebih, sudah banyak video yang viral akibat dari kenekatan melintasi palang pintu saat ditutup. "Mudah-mudahan bisa aman, tidak seperti yang video viral dulu, ibu-ibu nekat akhirnya jatuh kena palang pintu," ujarnya.
Kasubdit Angkutan Kereta Api, Direktorat Jendral Kereta Api Kementrian Perhubungan, Ammana Gapa, menyebutkan sejumlah kecelakaan pada 2018. Jumlah korban kecelakaan diperlintasan dengan kendaraan bermotor sebanyak 395 kejadian dengan korban meninggal sebanyak 59 jiwa dan luka ringan 77 orang, serta luka berat 109 orang.
"Kami melakukan kegiatan sosialisasi dan stimulan Gerakan Nasional Selamat di Perlintasan Kereta dengan pemasangan rambu peringatan. Besar harapan kami kiranya para stakeholder juga dapat membantu mengadakan rambu rambu dan dapat berperan mengurangi perlintasan liar di masing masing wilayah," kata Ammana.
Menurut Ninik Miswan, warga Nawangsari, Wleri, Kendal, pemasangan rambu-rambu masih kurang efektif. Ia meminta pemerintah atau pihak yang terkait untuk memasang palang pintu.
"Banyak orang tua di sini. Kalau cuma rambu-rambu mungkin kurang. Sini sering ada kejadian, nyerempet kereta. Kita sidah teriak, tetep nekat. Harapannya dikasih penjaga atau palang pintu," ujanya.