Pekanbaru, Gatra.com - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat kalau selama bulan April 2019, Provinsi Riau mengalami inflasi sebesar 0,53 persen. Inflasi ini mayoritas disebabkan oleh kenaikan harga komoditas bahan pangan.
"Angka inflasi ini lebih tinggi dari pusat yang hanya sebesar 0,44 persen. Tapi kalau dilihat secara tahunan masih rendah; 1,64 persen," kata Kepala Bidang Statistik Distribusi BPS Riau Agus Nuwibowo kepada Gatra.com, Jumat (3/5).
Adapun sejumlah komoditas utama penyumbang inflasi di Riau kata Agus antara lain adalah cabe merah dengan kontribusi 0,13 persen, bawang merah 0,12 persen, daging ayam ras, bawang putih, petai, dan tarif rumah sakit.
"Meski begitu, sejumlah komoditas berperan juga menahan laju inflasi di Riau. Misalnya beras, serai, buncis, teri, emas perhiasan dan tarif listrik," katanya.
Tarif listrik kata Agus mendorong deflasi lantaran adanya penurunan tarif beberapa waktu lalu dan mulai dirasakan masyarakat dengan turunnya tagihan bulanan yang harus dibayar.
Pihaknya berharap di masa Ramadhan dan Lebaran yang akan berlangsung pada Mei dan Juni, harga makanan tetap terkendali.
"Harapan kami bisa lebih terkendali khususnya di harga makanan, karena secara historis beberapa tahun terakhir masih terkendali sehingga inflasi bisa ditekan," ucapnya.
Dari tiga kota di Provinsi Riau yang dihitung Indeks Harga Konsumen (IHK), semua kota mengalami inflasi. "Pekanbaru 0,51 persen, Dumai 0,35 persen dan Tembilahan ibukota Kabupaten Indragiri Hilir (Inhil) 1,06 persen," Agus merinci.
IHK adalah indeks yang menghitung rata-rata perubahan harga dari suatu paket barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga dalam kurun waktu tertentu dan IHK ini merupakan indikator yang digunakan untuk mengukur tingkat inflasi suatu daerah.