Kolombo, Gatra.com - Selama dua minggu berturut-turut, gereja-gereja Katolik di ibu kota Kolombo, Sri Lanka membatalkan Misa Minggu. Hal ini dilakukan setelah ada peringatan intelijen asing mengenai ancaman terhadap orang-orang yang akan ibadah pasca peristiwa pengeboman di gereja dan hotel pada Hari Paskah yang menewaskan 253 orang beberapa waktu silam.
Pasukan keamanan Sri Lanka mengatakan mereka mempertahankan tingkat siaga tinggi ketika laporan intelijen mengindikasikan bahwa teroris kemungkinan melakukan serangan sebelum awal bulan suci Rama dhan, yang akan dimulai pada hari Senin mendatang.
Duta besar Amerika Serikat untuk Sri Lanka mengatakan bahwa beberapa teroris di balik pemboman pada Hari Paskah kemungkinan masih buron dan mungkin merencanakan lebih banyak serangan. "Situasi keamanan belum membaik," kata juru bicara Keuskupan Agung Kolombo Edmund Tillekeratne, dikutip dari Reuters, Jumat (3/5).
Uskup Agung Kolombo, Kardinal Malcolm Ranjith juga telah memperingatkan tentang serangan terhadap sebuah gereja terkemuka. Ia juga meminta agar semua sekolah swasta Katolik di dan sekitar ibu kota tetap tutup.
Sekolah-sekolah akan dibuka kembali pada hari Senin (6/5), dan Departemen Pendidikan mengatakan setidaknya satu petugas polisi akan ditempatkan di setiap institusi untuk melindungi anak-anak.
Polisi mencurigai anggota dua kelompok militan Islam yang sebelumnya kurang dikenal dan bermarkas di Sri Lanka, Jamaah Thawheedh Nasional dan Jammiyathul Millathu Ibrahim yang melakukan serangan pada 21 April. Pihak Sri Lanka sebelumnya mengatakan bahwa mereka mencurigai para penyerang memiliki hubungan internasional, meskipun sifat pasti dari koneksi itu tidak diketahui.
ISIS telah mengklaim bertanggung jawab atas pemboman terkoordinasi di Sri Lanka, tetapi belum memberikan bukti untuk klaimnya. Biro Investigasi dan Interpol Federal Amerika Serikat, serta lembaga asing lainnya yang tidak disebutkan, membantu Sri Lanka dalam penyelidikan tersebut.
Para pejabat intelijen setempat percaya bahwa Zahran Hashim, seorang pengkhotbah berbahasa Tamil dari timur negara pulau Samudra Hindia, bisa memainkan peran kunci dalam merencanakan pemboman di Hari Paskah. Para pejabat yakin dia adalah satu dari sembilan pelaku bom bunuh diri.